×
Nyeri kepala merupakan persoalan medis yang paling sering dijumpai oleh neurologis. Nyeri kepala termasuk sepuluh besar penyakit yang menyebabkan disabilitas menurut World Health Organization (WHO). Di antara nyeri kepala, nyeri kepala tipe tegang dan migren merupakan nyeri kepala yang paling sering. Selama ini terapi nyeri kepala masih berfokus pada terapi farmakologi yang hanya menunjukkan efektivitas sedang sehingga dibutuhkan tambahan terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi yang dapat dipilih antara lain: kontrol diet, terapi fisik, dan terapi behavioral. Terapi behavioral dibagi menjadi 3 kelompok yaitu latihan relaksasi, Cognitive Behavioural Therapy (CBT), dan biofeedback. Menurut sejumlah penelitian, biofeedback bermanfaat untuk menurunkan nyeri pada nyeri kepala tipe tegang dan migren. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif analitik eksperimental dengan menggunakan pendekatan Kohort prospektif, dengan populasi 60 pasien nyeri kepala tipe tegang dan 60 pasien migren di Poliklinik Saraf RSUD Dr. Moewardi dan RS UNS pada bulan September- Oktober 2018. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh biofeedback yang bermakna terhadap perubahan nyeri pada nyeri kepala tipe tegang (p=0,000) dan migren (p=0,000). Namun tidak didapatkan perbedaan pengaruh biofeedback yang bermakna terhadap perubahan nyeri antara nyeri kepala tipe tegang dan migren (p=0,882). Simpulan: Terdapat pengaruh biofeedback terhadap perubahan nyeri pada nyeri kepala tipe tegang dan migren. Perbedaan pengaruh biofeedback terhadap perubahan nyeri di antara nyeri kepala tipe tegang dan migren tidak bermakna.