Penulis Utama | : | Andreas Rony Wijaya |
NIM / NIP | : | M0114002 |
Indonesia mempunyai aktivitas kegempaan yang tinggi, sehingga diperlukan mitigasi bencana alam untuk meminimalisir dampak bencana gempa bumi. Salah satu upaya mitigasi adalah dengan mengetahui peluang kemunculan gempa bumi di suatu wilayah. Proses titik merupakan salah satu kajian dalam statistika seis- mologi yang dapat menjelaskan peluang kejadian gempa bumi. Salah satu model dalam proses titik adalah model tipe epidemik. Suatu gempa bumi besar biasanya diikuti oleh gempa bumi susulan. Model tipe epidemik yang khusus untuk men- jelaskan kejadian gempa bumi beserta gempa susulannya adalah model epidemic type aftershock sequence (ETAS ). Model ETAS dinyatakan dengan fungsi inten- sitas bersyarat yang mempertimbangkan variabel waktu dan magnitudo. Model ETAS dikembangkan menjadi model ETAS spasial yang mempertimbangkan va- riabel tambahan berupa lokasi kejadian.
Pada penelitian ini dilakukan penurunan ulang fungsi intensitas bersyarat model ETAS dan model ETAS spasial, beserta penerapannya pada aktivitas gempa bumi yang terjadi di Pulau Sumatera pada periode Januari 2000-Desember
2017. Data diperoleh dari United State Geological Survey dengan ambang batas magnitudo 5 mb dan kedalamannya ≤ 70 km.
Berdasarkan hasil dan pembahasan, model ETAS dan model ETAS spasial dinyatakan dengan fungsi intensitas bersyarat yang masing-masing memiliki lima dan delapan parameter. Parameter fungsi intensitas bersyarat model ETAS di- estimasi menggunakan metode likelihood maksimum dan Nelder-Mead simplex, sedangkan untuk model ETAS spasial menggunakan metode likelihood maksimum dan Davidson-Flethcher-Powell. Hasil estimasi parameter model ETAS menun- jukkan bahwa gempa bumi yang terjadi di Pulau Sumatera dengan magnitudo besar cenderung mempunyai fungsi intensitas bersyarat yang besar juga. Hasil estimasi parameter model ETAS spasial menunjukkan bahwa aktivitas gempa bumi di Pulau Sumatera rawan terjadi di daerah pesisir barat dan utara Pulau Sumatera yang dilihat dari pemetaan percepatan tanah maksimumnya. Berda- sarkan perbandingan nilai AIC dari kedua model, menunjukkan bahwa model ETAS mempunyai nilai AIC yang lebih kecil, sehingga model ETAS lebih aku- rat dalam menganalisis aktivitas gempa bumi di Pulau Sumatera.
Penulis Utama | : | Andreas Rony Wijaya |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | M0114002 |
Tahun | : | 2018 |
Judul | : | Fungsi Intensitas Bersyarat Model Tipe Epidemik Untuk Analisis Aktivitas Gempa Bumi Susulan |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - F MIPA - 2018 |
Program Studi | : | S-1 Matematika |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS-FMIPA- Prodi Matematika-M 0114002-2018 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Skripsi |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Dr. Hasih Pratiwi, S.Si., M.S 2. Ririn Setiyowati, S.Si., M.Sc. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Fak. MIPA |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|