×
Tujuan penelitian meliputi 3 hal yaitu (1) mendeskripsikan kepatuhan dan pelanggaran maksim kerja sama pada komentar berita politik di Facebook Fanspage Merdeka.com, (2) mendeskripsikan kepatuhan dan pelanggaran maksim kesantunan serta parameter kesantunannya pada komentar berita politik di Facebook Fanspage Merdeka.com, (3) mendeskripsikan fungsi pelanggaran maksim yang terdapat pada komentar berita politik di Facebook Fanspage Merdeka.com.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan pragmatik. Sumber data penelitian ini adalah Fanspage Facebook Merdeka.com dengan topik berita politik terpilih yaitu berita tanggal 23 dan 24 September 2016. Data dalam penelitian ini adalah data kebahasaan yang berupa satuan-satuan lingual yang terdapat dalam komentar berita yang berwujud tuturan-tuturan para followers yang di dalamnya terdapat prinsip kesantunan dan prinsip kerja sama. Penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu purposive sampling atau teknik yang berdasarkan tujuan penelitian. Adapun analisis data pada penelitian ini menggunakan model analisis menurut Spradely yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya.
Hasil penelitian menunjukkan kepatuhan maksim pada prinsip kerja sama dan sopan santun lebih banyak daripada yang pelanggaran maksim. Maksim kerja sama meliputi maksim kualitas, kuantitas, relevansi dan cara, sementara maksim prinsip kesantunan meliputi maksim kearifan, kedermawanan, pujian, kerendahan hati, kesepakatan dan simpati. Parameter kesantunan pada berita dikelompokkan menjadi 4 tingkatan yaitu santun, cukup santun, kurang santun, dan tidak santun. Selanjutnya, pada setiap pelanggaran dan kepatuhan juga memiliki fungsi diantaranya fungsi asertif, direktif, dan ekspresif.
Simpulan penelitian ini mencakup 3 (tiga) hal. Pertama, pada kepatuhan maksim kerja sama ditemukan bentuk kepatuhan 1 maksim, kepatuhan 2 maksim, kepatuhan 3 maksim, dan kepatuhan 4 maksim, pelanggaran maksim kerja sama meliputi pelanggaran 1 maksim, pelanggaran 2 maksim, dan pelanggaran 3 maksim. Maksim yang paling dominan dipatuhi yaitu kepatuhan 2 maksim (relevansi dan cara), dan pelanggaran maksim paling dominan yaitu pelanggaran 1 maksim (kuantitas). Kedua, kepatuhan maksim kesantunan yang paling dominan yaitu maksim kearifan dan pelanggaran maksim yang paling dominan yaitu maksim kerendahan hati. Adapun pada parameter kesantunan, komentar dengan kategori santun jika di dalamnya terdapat pelanggaran maksim sebesar 0-25%, komentar dikategorikan cukup santun jika di dalamnya terdapat pelanggaran maksim sebesar 26-50%, komentar dengan kategori kurang santun jika terdapat pelanggaran sebesar 51-75%, dan komentar dengan kategori tidak santun jika di dalamnya terdapat pelanggaran sebesar 76-100 % atau komentar pendek yang sudah dikategorikan melanggar salah satu maksim kesantunan. Ketiga, fungsi pelanggaran dan kepatuhan disampaikan dengan tuturan asertif, direktif dan ekspresif. Fungsi pelanggaran asertif diantaranya menyatakan dan menyindir. Fungsi pelanggaran direktif yaitu menasihati, melarang, dan bertanya. Fungsi pelanggaran ekspresif meliputi mencela, menyalahkan, mengumpat, mengolok, mengecam, meremehkan, dan berharap. Fungsi pelanggaran yang paling dominan yaitu fungsi asertif menyatakan. Adapun fungsi kepatuhan yang dituturkan dengan tuturan asertif yaitu menyatakan dan memaklumi, fungsi kepatuhan dengan tuturan direktif meliputi bertanya, menasihati, menyarankan, konfirmasi, dan mengajak. Fungsi kepatuhan dengan tuturan ekspresif diantaranya; memberi selamat, memuji, menyayangkan, berharap, bersyukur, dan senang.