×
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kondisi ekonomi wilayah terhadap kesenjangan investasi di Indonesia pada periode 1990 hingga 2014, yang kemudian dibagi menjadi dua periode, yaitu sebelum otonomi daerah pada tahun 1990-2000 dan setelah otonomi daerah pada tahun 2001- 2014. Analisis ini menggunakan metode regresi data panel di seluruh Indonesia dengan unit analisis provinsi, Theil Entrophy Index dan Analisis SIG. Kondisi ekonomi daerah dibagi menjadi tiga indikator, yaitu indikator ukuran pasar (PDB provinsi dan populasi provinsi), indikator sumber daya (tenaga kerja dan sumber daya manusia) dan indikator daya saing (daya listrik terpasang, panjang jalan, upah minimum provinsi). Hasil analisis dengan menggunakan metode GLS fixed effect menunjukkan bahwa ketiga indikator kondisi ekonomi obyektif wilayah, berpengaruh terhadap disparitas investasi PMA dan PMDN. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel otonomi daerah berpengaruh signifikan terhadap disparitas investasi PMA dan PMDN. Sebelum periode otonomi daerah 1990-2000, hanya dua indikator kondisi ekonomi obyektif daerah yang mempengaruhi disparitas investasi asing, yaitu indikator Sumber Daya dan Daya Saing. Sedangkan untuk periode setelah otonomi (2001-2014), semua indikator berpengaruh pada disparitas investasi asing (PMA). Sebelum otonomi daerah (1990-2000) disparitas PMDN hanya dipengaruhi oleh indikator Daya Saing, yaitu variabel panjang jalan dan daya listrik yang dipasang. Adapun periode setelah otonomi (2001-2014), disparitas investasi PMDN dipengaruhi oleh indikator ukuran Pasar, Sumber Daya dan Daya Saing. Hasil analisis pada periode sebelum dan sesudah otonomi daerah menunjukkan bahwa pola penyebaran PMA dan PMDN antar provinsi di Indonesia cenderung menyebar dengan pola penyebaran berbentuk huruf U terbalik. Ini mencerminkan bahwa pola distribusi spasial investasi asing tidak merata. Temuan ini menyimpulkan bahwa kebijakan otonomi daerah belum berdampak positif terhadap perkembangan investasi asing di Indonesia.
Kata Kunci : PMA, PMDN, Ukuran pasar, Competitiveness, Sumber daya, Otonomi daerah, Disparitas investasi, Index Entrophy Theil dan SIG