×
Pemakaian komputer yang terlalu lama membuat Central Processing Unit (CPU) menghasilkan temperatur berlebih. Akan tetapi, metode pendinginan konvensional sudah tidak mampu mengimbangi panas yang dihasilkan. Penelitian ini membahas tentang analisis performa pendinginan celup (immersion cooling) terhadap data center dengan variasi cairan pendingin. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui cairan pendingin yang terbaik dalam metode immersion cooling untuk mendinginkan CPU.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Komputer dengan pendinginan konvensional didesain menjadi pendinginan celup. Motherboard dan power supply direndam kedalam bejana yang berisi cairan dielektrik. Cairan dielektrik yang digunakan yaitu mineral oil dan Virgin Coconut Oil (VCO). Pompa submersible digunakan untuk mensirkulasi cairan dielektrik dari bejana melewati radiator, kemudian masuk kembali kedalam bejana. Pengambilan data temperatur inlet dan outlet menggunakan alat ukur thermocouple. Sedangkan, untuk pengambilan data temperatur CPU menggunakan software SpeedFan. Untuk mengkondisikan komputer bekerja secara maksimal peneliti menggunkan software LinX. Pengambilan data dilakukan selama 24 jam. Setiap menit alat ukur mencatat temperatur inlet, outlet dan temperature CPU.
Hasil pengujian diperoleh pendinginan immersion cooling lebih baik daripada pendinginan konvensional. Temperatur CPU menggunakan pendinginan konvensional sebesar 60*C sedangkan menggunakan immersion cooling 48*C. Dalam penelitian yang lebih lanjut, performa immersion cooling dengan cairan pendingin mineral oil lebih baik dibandingkan immersion cooling yang memakai cairan pendingin VCO. Hal ini dibuktikan temperatur maksimal CPU yang dihasilkan ketika menggunakan cairan pendingin mineral oil hanya 48*C. Temperatur ini lebih rendah dibandingkan dengan VCO yang sebesar 51*C. Temperatur maksimal saluran inlet dan outlet cairan pendingin mineral oil sebesar 35,5'C dan 33,8'C sedangkan virgin coconut oil sebesar 37,4'C dan 35'C.