Penggunaan komposit serat alam yang saat ini berkembang salah satunya adalah komposit alam berpenguat serat bambu (Bamboo Polymer Composite). Penggunaan serat bambu untuk filler komposit tergolong material yang mudah untuk menyerap air dilingkungan yang lembab. Tingkat kadar air yang bervariasi  pada serat bambu sebelum digunakan untuk filler komposit menyebabkan terjadinya kekuatan mekanik komposit yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan mekanik komposit akibat variasi kadar air pada serat dengan perlakuan fisik serat.Metode yang digunakan adalah metode eksperimen. Variabel yang diambil dalam penelitian ini adalah variasi suhu pengeringan serat bambu. Variasi suhu pengeringan kadar air pada serat bambu dilakukan dengan 4 variasi perlakuan. Pertama adalah proses pengeringan serat bambu dengan  suhu 50?C. Kedua adalah proses pengeringan serat bambu dengan suhu 100*C. Ketiga adalah proses pengeringan serat bambu dengan suhu 150*C. Keempat adalah proses pengeringan serat bambu dengan suhu 200*C. Pengambilan data menggunakan alat uji UTM 100 Ton dan 2 Ton berdasarkan ASTM D3039 untuk uji tarik dan ASTM D790 untuk uji bending.Nilai rata-rata tegangan tarik tertinggi terdapat pada variasi pengeringan serat 150*C yaitu 39,50 MPa dan tegangan tarik terendah terdapat pada variasi pengeringan serat  200*C yaitu 11,14 MPa. Sedangkan nilai modulus elastisitas tarik tertinggi terdapat pada variasi pengeringan serat 150*C yaitu 2188,30 MPa dan modulus elastisitas tarik terendah terdapat pada variasi pengeringan serat  50*C yaitu 668,62 MPa. Nilai rata-rata tegangan bending tertinggi terdapat pada variasi pengeringan serat 150*C yaitu 36,32 MPa dan tegangan bending terendah terdapat pada variasi pengeringan serat  50*C yaitu 13,01 MPa. Sedangkan nilai modulus elastisitas bending tertinggi terdapat pada variasi pengeringan serat 200*C yaitu 764,64 MPa dan modulus elastisitas bending terendah terdapat pada variasi pengeringan serat  50*C yaitu 156,96 MPa. Sehingga, dapat dikatakan bahwa serat bambu pada komposit dengan pengeringan suhu 150*C menghasilkan kekuatan mekanik yang lebih baik bila dibandingkan dengan pengeringan pada suhu 50* C, 100* C, dan 200* C. Hasil modulus elastisitas tarik berbanding lurus dengan sifat mekanik yang dihasilkan dalam komposit polimer bambu uji tar