×
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas X MIA 3 pada materi Sistem Periodik Unsur Semester 1 SMA Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) berbantuan LKS, (2) meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X MIA 3 pada materi Sistem Periodik Unsur Semester 1 SMA Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) berbantuan LKS.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 3 SMA Batik 2 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Sedangkan objek penelitiannya adalah kreativitas dan prestasi belajar pada materi sistem periodik unsur. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Pengumpulan data prapenelitian dilakukan dengan wawancara, kajian dokumen, dan tes awal kreativitas siswa. Data kreativitas siswa diperoleh melalui tes, data prestasi belajar aspek pengetahuan diperoleh melalui tes, data prestasi belajar aspek sikap diperoleh melalui angket, observasi, dan wawancara, dan data prestasi belajar aspek keterampilan diperoleh melalui observasi. Data pada penelitian ini dianalisis dengan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran Process Oriented Guided Inquiry Learning (POGIL) berbantuan LKS pada materi Sistem Periodik Unsur dapat meningkatkan: (1) kreativitas siswa, yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan persentase ketuntasan kreativitas siswa antar siklus, dimana pada siklus I sebesar 57,89% dan siklus II sebesar 71,05%. (2) prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari persentase ketuntasan antar siklus, dimana siklus I sebesar 60,53% dan siklus II sebesar 89,47%. Peningkatan aspek sikap juga dapat dilihat dari persentase ketuntasan antar siklus, dimana siklus I sebesar 94,74% dan siklus II sebesar 97,37%. Aspek keterampilan pada siklus I memiliki persentase ketuntasan sebesar 100%, sehingga penilaian keterampilan tidak dilakukan lagi pada siklus II.