×
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) menguraikan eksistensi batik tulis; (2) menguraikan hubungan solidaritas sosial antar pengrajin batik tulis dan dengan masyarakat di Desa Bogoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan; (3) dan menggambarkan eksistensi batik tulis dengan tingkat solidaritas sosial antar pengrajin batik tulis Desa Bogoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian adalah pengrajin batik tulis Desa Bogoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik sampling dengan purposive sampling. Uji validitas data yang dipakai adalah reduksi data, penyajian data penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi batik, khususnya batik tulis di Desa Bogoharjo, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Pacitan semakin maju. Ini dibuktikan dengan munculnya motif dan warna batik yang semakin beragam, sistem pemasaran yang baik, diantaranya dengan memanfaatkan media online sehingga dapat memperluas jaringan pemasaran. Dalam kaitannya eksistensi batik dengan solidaritasi sosial di kalangan pengrajin batik tulis kenyataannya bahwa dengan keberadaann batik tulis ini juga akan membentuk suatu solidaritas sosial yang terjadi pada pengrajin. Adapun solidaritas sosial yang terjadi pada pengrajin batik tulis desa Bogoharjo dikaji dengan teori solidaritas sosial Emile Durkhem, yang terbagi menjadi dua tipe solidaritas yakni solidaritas sosial mekanik dan solidaritas sosial organik. Solidaritas sosial yang terjadi dikalangan pengrajin batik tulis desa Bogoharjo ini terbagi menjadi dua tipe yakni solidaritas mekanik yang meliputi adanya kebersamaan pengrajin batin tulis dengan baik dalam hal menentukan kesepakatan harga, memiliki kesadaran kolektif untuk saling membantu baik dengan pengrajin, pembatik (karyawan) dan dengan masyarakat sekitar serta bersifat kekeluargaan yang ditandai dengan adanya pertemuan rutin dengan para pembatik (karyawan). Adapun untuk solidaritas sosial ini adanya sifat kerahasian atau invidual dalam ilmu produksi, dengan tujuan supaya batik yang dihasilkan memiliki kelebihan dibandingkan dengan batik lainnya, kemudian munculnya pembagian kerja yang sesuai dengan standart usaha dengan keterampilan pembatik karyawan