Penulis Utama : Hartikaningsih
NIM / NIP : S441602006
×

ABSTRAK

Kehidupan perempuan menarik untuk dibicarakan. Perempuan adalah sosok yang begitu unik. Di satu sisi, perempuan adalah keindahan yang bisa membuat laki-laki tergila-gila. Akan tetapi di sisi lain, ia dianggap makhluk yang lemah dan harus tunduk pada laki-laki. Kelemahan tersebut dijadikan alasan oleh laki-laki jahat untuk mengeksploitasi keindahannya. Bahkan ada anggapan bahwa perempuan manusia yang dikelasduakan. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan struktur monolog Kidung Sri Bedhaya karya Trisno Santoso, 2) mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk hegemoni penguasa terhadap wanita dalam pertunjukan Kidung Sri Bedaya karya Trisno Santoso, dan 3) mendeskripsikan dan menjelaskan relevansi hegemoni penguasa kekuasaan terhadap wanita dalam pertunjukan Kidung Sri Bedaya karya Trisno Santoso dengan pembelajaran sastra di Perguruan Tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kritik holistik feminisme. Data terdiri dari dua jenis. Data primer dalam penelitian ini ada tiga, yaitu transkrip pertunjukan drama monolog Kidung Sri Bedhaya yang memuat unsur instrinsik karya sastra, teks wawancara pengarang dan hasil wawancara dengan beberapa dosen dan mahasiswa. Sedangkan data sekunder adalah informasi melalui buku-buku serta referensi yang berhubungan dengan topik penelitian, serta data yang diperoleh dari internet yang dapat memberikan informasi relevan dengan pokok bahasan. Drama monolog Kidung Sri Bedhaya merupakan karya sastra Trisno Santoso mengangkat berbagai permasalahan, khususnya feminisme. Permasalahan pertama mengenai unsur-unsur intrinsik yang meliputi tema, tokoh, alur, setting, amanat dan cakapan. Permasalahan yang kedua mengenai bentuk hegemoni penguasa terhadap wanita dalam pertunjukan Kidung Sri Bedhaya karya Trisno Santoso, diantaranya 1) cenderung berkata kasar terhadap abdi perempuan, 2) memberikan ancaman kepada abdi perempuan, 3) perintah untuk memenuhi urusan pribadi si penguasa, 4) mempermainkan perempuan. Temuan pertama dan kedua tersebut kemudian direlevansikan dengan pembelajaran sastra di perguruan tinggi. Sesuai dengan temuan peneliti dan hasil wawancara dengan tiga dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah Pascasarjana UNS dan satu mahasiswa, dapat dinyatakan bahwa drama monolog Kidung Sri Bedhaya bisa dan baik digunakan sebagai bahan ajar di pembelajaran sastra mata kuliah Teori Sastra, Kajian Prosa dan Puisi Jawa, serta Tembang Jawa di perguruan tinggi.

Kata kunci: sastra, drama, feminisme, kidung sri bedhaya, relevansi

×
Penulis Utama : Hartikaningsih
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S441602006
Tahun : 2018
Judul : Hegemoni Penguasa terhadap Wanita Dalam Naskah Pertunjukan Kidung Sri Bedhaya Karya Trisno Santosa dan Relevansinya dengan Pembelajaran Sastra di Perguruan Tinggi
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2018
Program Studi : S-2 Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi. Pend. Bahasa dan Sastra Daerah-S441602006-2018
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Andayani, M.Pd.
2. Dr. Prasetyo Adi Wisnu Wibowo, M.Hum.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.