×
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dengan laju pertumbuhan mencapai 1,3 persen per tahun, dengan diiringikebutuhan akan pangan yang semakin meningkat. Alternatif solusi untuk mengatasi masalah pertumbuhan konsumsi adalah program diversifikasi pangan. Salah satu komoditi yang sangat penting dan sejalan dengan kerangka diversifikasi pangan adalahtanaman ubi kayu dan telah mendapat perhatian pemerintah. Provinsi Lampung merupakan sentra produksi ubi kayu terbesar di Indonesia, karena didukung oleh iklim dan ketersediaan faktor produksi, terutama lahan yang masih sangat besar di Provinsi Lampung.Kecamatan Marga Tiga menempati urutan ketiga daerah dengan produksi ubi kayu tertinggi di Kabupaten Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan usahatani ubi kayu dan mengetahui pengaruh faktor-faktor sosial dan ekonomi apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahataniubi kayu di Kecamatan Marga Tiga Kabupaten Lampung Timur. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Lokasi penelitian di Kecamatan Marga Tiga, Kabupaten Lampung Timur yang menempati urutan ketiga daerah dengan produksi ubi kayu tertinggi di Kabupaten Lampung Timur, kemudian dipilih desa yang mewakili Kecamatan Marga Tigasebagai lokasi penelitian dengan mempertimbangkan produksi ubi kayu tertinggi di Kecamatan Marga Tiga. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode samping aksidental yaitu berdasarkan kebetulan dan Snowball Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan wawancara atau korespondensi. Metode analisis data yang digunakan meliputi: (1) analisis biaya, penerimaan dan pendapatan; (2) analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan: Rata-rata besarnya biaya usahatani ubi kayu di Kecamatan Marga Tiga selama satu kali musim tanam adalah sebesar Rp 4.465,171/UT/MT atauRp 6.899.823/Ha/MT, rata-rata besarnya penerimaan adalah Rp 9.859.286/UT/MT atau Rp 15.235.099/Ha/MT dan rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 5.394.115/UT/MT atauRp 8.335.277/Ha/MT. Faktor-faktor luas lahan dan biaya tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ubi kayu, sedangkan biaya bibit, pengalaman, jumlah anggota keluargayang aktif usahatani, biaya pupuk urea dan biaya pupuk phonska tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani ubi kayu di Kecamatan Marga Tiga. Faktor sosial ekonomi yang paling berpengaruh adalah luas lahan yang memiliki standar koefisien regresi tertinggi yaitu 1.224. Petani diharapkan dapat mengoptimalkan lahan garapan dengan budidaya tanaman ubi kayu secara monokultur agar hasil panen lebih meningkat. Selain itu dapat dilakukan mekanisasi pertanian yaitu penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian seperti penggunaan traktor pada pengolahan tanah yang memerlukan banyak tenaga kerja.
Kata Kunci : Sosial-ekonomi, Pendapatan, Usahatani.