×
ABSTRAK
Adanya perubahan paradigma membuat pelayanan publik yang berkualitas menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah dan keberhasilan suatu negara. Namun, pada kenyataanya pelayanan publik yang ada dirasa masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan sehingga perlu diperbaiki. Hal ini yang kemudian mendesak diperlukannya suatu inovasi agar pelayanan publik yang diberikan tidak berbelit-belit, lebih cepat dan tepat.
E-government menjadi salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam memberikan pelayanan publik yang berkualitas. Elektronik Pajak sebagai salah satu wujud penerapan e-government merupakan suatu aplikasi untuk mempermudah wajib pajak dalam membayarkan pajaknya. Namun, keberhasilan layanan e-pajak tidak dibarengi dengan keberhasilan ditingkat pengguna. Padahal keberhasilan suatu layanan sangat ditentukan dari partisipasi masyarakat didalamnya. Hal ini menjadi penting karena masyarakat menjadi objek utama dari pelayanan publik.
Artikel ini bertujuan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi minat pengguna terhadap layanan e-pajak menggunakan model Umega dengan tujuh variabel didalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian dilakukan di Kota Surakarta, Indonesia. Data pokok dikumpulkan menggunakan angket/kuisioner yang disebar kepada 75 wajib pajak, khususnya wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak BPPKAD Surakarta. Data dianalisis secara kuantitatif menggunakan metode Partial Least Square (PLS) – SEM.
Hasil riset menemukan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi adalah faktor manfaat, pengaruh sosial, resiko yang dirasakan dan sikap. Sedangkan faktor yang tidak mempengaruhi adalah faktor kemudahan dan kondisi fasilitas. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut kemudian dapat dijadikan tolak ukur dan bahan evaluasi bagi pemerintah untuk terus meningkatkan layanan e-pajak yang secara otomatis berdampak pada meningkatnya kualitas pelayanan publik.
Kata Kunci: e-government, e-pbb, penerimaan pengguna, umega