ABSTRAK

Penelitian ini memiliki tujuan menganalisis bukti empiris tentang pengaruh struktur kepemilikan dan pengungkapan risiko operasional pada industri perbankan dari 2014 hingga 2016. Kegagalan kebijakan kredit dalam kasus Subprime Mortgage yang memiliki catatan pinjaman buruk di Amerika Serikat menyebabkan krisis keuangan internasional. Peristiwa tersebut menggambarkan adanya risiko yang besar sehingga Pemerintah dan pihak terkait memperketat informasi yang harus dilaporkan oleh masingmasing bank. Pengambilan risiko harus dipenuhi sesuai dengan aturan dan permintaan pemegang saham. Informasi, terutama pengungkapan risiko operasional, membantu pemegang saham dalam mengambil keputusan dan menghindari konflik di perbankan.  Sampel penelitian ini terdiri dari presentase struktur kepemilikan selama tahun 2014 hingga 2016 yang tersedia pada bursa efek di delapan negara. Ada 330 pengamatan tahun perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini menganalisis data menggunakan metode regresi panel dan Eviews-9 sebagai alat. Temuan ini menyajikan bukti empiris bahwa mengendalikan kepemilikan, kepemilikan asing dan kepemilikan keluarga secara positif mempengaruhi pengungkapan risiko operasional. Kepemilikan pemerintah berpengaruh negatif terhadap pengungkapan risiko operasional. Kepemilikan keluarga dan asing memiliki manajemen yang mengharuskan pengungkapan dengan standar tambahan sesuai dengan kebutuhan pemegang saham sehingga kualitas pengungkapan lebih baik daripada kepemilikan pemerintah. Semakin tinggi persentase kepemilikan, semakin tinggi pengungkapan yang dilakukan.
Kata kunci: pengungkapan risiko operasional, kepemilikan pengendalian, kepemilikan asing, kepemilikan keluarga, kepemilikan pemerintah.