Roti sisir termasuk ke dalam roti manis karena bahan yang digunakan dan teknik pembuatan yang sama, sedangkan yang membedakan roti sisir dengan jenis roti yang termasuk ke dalam roti manis yaitu karena roti sisir diberi isian yang terbuat dari margarin, gula halus dan pewarna makanan. Roti Sisir berbahan dasar tepung terigu, gula, susu, garam, margarin, air, kalsium propionat, pewarna makanan, pemanis, IF, ragi. Konsep Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) yang menjelaskan bagaimana cara memproduksi pangan agar bermutu, aman dan layak dikonsumsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi CPPB pada proses pembuatan roti sisir dari bahan baku, proses produksi dan produk akhir dan membuat konsep CPPB yang dapat diterapkan dalam proses pembuatan roti sisir dari bahan baku, proses produksi dan produk akhir. Metode wawancara, observasi, study pustaka, dan dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data dari UKM. Penelitian ini digunakan untuk mengendalikan mutu bahan baku, proses produksi dan penyimpanan produk akhir “roti sisir”. Konsep CPPB yang dibuat untuk meminimalisir timbulnya bahaya dan menjaga keamanan produk “roti sisir” yang dihasilkan. Tahapan proses pembuatan roti sisir meliputi proses persiapan dan penimbangan bahan baku, pengadukan, fermentasi pertama, pengerollan adonan, penimbangan adonan, pembentukan adonan, fermentasi akhir, pengovenan, pendinginan, pengirisan roti, pemberian isi, dan pengemasan. Pengujian karakteristik mutu produk akhir dilakukan dengan menganalisis keadaan roti sisir meliputi: kadar air, kadar abu, lemak, angka lempeng total dan cemaran kapang. Hasil analisis roti sisir didapat bahwa kadar air berturut-turut yaitu 34,67%, 32,06% , 33,73%, untuk kadar abu yaitu 0,215%, 0,009%, 0,020%, kadar lemak yaitu 9,89%, 8,79%, 12,18%, angka lempeng total yaitu 3,7x105koloni/g, 31,8x105koloni/g, 2,5x105 koloni/g dan kapang sebesar 3,3x101 koloni/g, 3,2x101, koloni/g, 3,8x101 koloni/g.