Penelitian ini memiliki tiga tujuan, yaitu untuk menjelaskan latar belakang penyelenggaran pendidikan pedalangan di Surakarta, model pendidikan pedalangan Surakarta tahun 1923-1982 dan untuk mendeskripsikan pengaruh adanya pendidikan pedalangan di Surakarta.
Skripsi ini menggunakan metode sejarah. Langkah penelitian sejarah meliputi pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi data dan historiografi atau penulisan. Sumber yang digunakan untuk penelitian didapatkan dari dokumen-dokumen yang diterbitkan oleh lembaga swasta maupun pemerintah yang berupa Nutilen Parepatan Pangreh Radyapustaka, Arsip Surat Menyurat Radyapustaka, ijasah atau tanda tamatan, dan Arsip Kementrian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan dan majalah atau terbitan sejaman. Selain sumber tersebut, data juga didapatkan melalui transkripsi wawancara dan juga sumber lisan.
Penelitian ini menghasilkan fakta bahwa pendidikan seni pedalangan di Surakarta yang telah dimulai sejak didirikannya Pasinaon Dhalang di Radyapustaka oleh Kumisi Pedalangan, Paheman Radyapustaka pada tahun 1923. Kemudian memasuki dekade 1930-an, di Mangkunegaran juga diadakan pendidikan yang dinamakan Pasinaon Dhalang ing Mangkunegaran. Di periode pasca kemerdekaan, Surakarta juga diselenggarakan Pendidikan Seni Pedalangan, yaitu Konservatori Karawitan  (Kokar) dan Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI). 
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang diselenggarakan di Surakarta tersebut telah berkontribusi terhadap perkembangan seni pedalangan, yaitu menghasilkan seniman dalang yang berkualitas baik yang mengacu pada gaya istana maupun pedalangan gaya baru untuk lulusan pendidikan formal. Selain itu, setelah penyelenggaraan pendidikan tersebut memacu semakin banyaknya publikasi melalui media massa, seperti majalah dan juga buku-buku bertema seni pewayangan.