ABSTRAK

Latar Belakang : Pekerja konstruksi sering melakukan kegiatan fisik di luar ruangan dan lingkungan panas dalam waktu yang cukup lama sehingga berpotensi untuk mengalami kekurangan cairan. Berdasarkan survei awal peneliti, hasil perhitungan konsumsi cairan menunjukkan rata-rata konsumsi cairan pekerja sebesar 3,7 L. Hasil tersebut masih kurang dari kebutuhan cairan minimal pekerja lapangan dengan lingkungan kerja panas atau jenis pekerjaan berat dengan kebutuhan cairan 5 L/hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan konsumsi cairan dengan status hidrasi pada pekerja Proyek Stasiun Bandara Adi Soemarmo Surakarta.

Metode :  Jenis  Penelitian  menggunakan  desain  observasional  analitik  dengan rancangan penelitian cross sectional. Bertempat di Proyek Stasiun Bandara Adi Soemarmo Surakarta. Populasi sebesar 98 orang, kemudian diambil sebanyak 55 responden/subjek menggunakan teknik purposive sampling. Konsumsi cairan diukur dengan menggunakan food recall 1x24 jam dan status hidrasi diketahui dengan pemeriksaan berat jenis urin pada Laboratorium Solo Lab.

Hasil : Pada penelitian ini 76.36% pekerja megkonsumsi cairan kurang dari 5
Liter dan 23.64% mengkonsumsi cairan lebih dari 5 Liter dengan rerata konsumsi cairan pekerja sebesar 4152.06 ml. 29.09% pekerja memiliki status hidrasi baik, sisanya mengalami dehidrasi ringan 25.45%, dehidrasi sedang 16.37% dan dehidrasi  29.09%.  Terdapat  hubungan  antara  konsumsi  cairan  dengan  status hidrasi dengan nilai signifikansi p = 0.0001 dan kekuatan hubungan sebesar r = -
0.826.

Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara konsumsi cairan dengan status hidrasi  pada pekerja Proyek  Stasiun  Bandara Adi  Soemarmo  Surakarta sehingga  pekerja  diharapkan  dapat  menjaga  konsumsi  cairan  sesuai  dengan standar sehingga dapat meminimalisir adanya dehidrasi di tempat kerja.

Kata Kunci : Konsumsi Cairan, Status Hidrasi, Pekerja Proyek