Penulis Utama : Ayu Shintawati
NIM / NIP : F1101007
× ABSTRAK Mundurnya kegiatan perekonomian menyebabkan peningkatan jumlah penduduk miskin dan angka pengangguran sehingga daya beli masyarakat semakin menurun. Banyak keluarga yang tidak mempunyai sumber pemasukan lagi, sehingga kualitas pangan yang dapat dikonsumsi menurun anak putus sekolah dan tidak sanggup lagi untuk berobat ke PUSKESMAS ataupun rumah sakit. Melihat kenyataan tersebut telah membawa dampak yang demikian merugikan bagi kehidupan negara dan masyarakat. Upaya penanggulangan melalui berbagai program makro nampaknya belum juga mampu memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Guna mengatasi masalah kemiskinan yang berkaitan dengan kekurangan gizi makro Pemerintah telah menetapkan Kebijakan Perberasan yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 tahun 2002. Dalam butir kelima diamanatkan bahwa pemerintah memberikan jaminan bagi persediaan dan pelaksanaan distribusi beras bagi kelompok masyarakat miskin dan rawan pangan, akibat krisis moneter, ekonomi dan menurunnya produksi pangan dengan sasaran penerima Keluarga Pra Sejahtera. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar hubungan karakteristik sosial ekonomi penerima manfaat raskin dengan jumlah distribusi beras dan untuk mengetahui seberapa tepat distribusi raskin yang ditinjau dari Tepat-Orang Penerima Manfaat, Tepat-Jumlah Beras, Tepat-Waktu Pendistribusian dan Tepat-Kualitas Beras. Sejalan dengan masalah tersebut yaitu hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan jumlah distribusi beras raskin dan untuk ketepatan distribusi raskin, maka teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, sehingga diperoleh dua desa yaitu Desa Kriwen Kecamatan Sukoharjo dan Desa Transan Kecamatan Gatak dengan jumlah populasi 338 KK dan sampel 100 KK. Dan alat uji untuk masalah pertama menggunakan uji chi square sedang untuk masalah kedua menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diperoleh hasil bahwa indikator penentu kemiskinan pangan sandang dan papan untuk program raskin dari BKKBN ada yang tidak berhubungan signifikan dengan pembagian jumlah beras yaitu pemilikan pakaian berbeda, jenis lantai rumah dan luas lantai rumah sedang yang berhubungan signifikan yaitu jumlah makan dalam sehari dan pemilikan pakaian baru dan variabel dari peneliti diperoleh hasil bahwa variabel jumlah keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan, jumlah anak yang sekolah dan jumlah anak yang tidak sekolah sedang yang tidak berhubungan signifikan yaitu tingkat pendidikan. Dari hasil penelitian untuk Tepat-Orang yang terkait dengan indikator BKKBN ada yang belum tepat yaitu jumlah makan dalam sehari, konsumsi makan daging, ikan/telur, jenis lantai rumah dan luas lantai rumah sedang yang tepat yaitu pemilikan pakaian berbeda dan pemilikan pakaian baru. dan untuk Tepat-Jumlah beras terkait dengan juklah raskin terdapat ketidaksesuaian dimana menurut ketentuannya maksimal beras yang diterima manfaat raskin adalah 20 kg/KK/bulan tetapi di lapangan ada yang mendapat kurang atau lebih dari 20 kg/KK/bulan. Dan untuk Tepat-Waktu distribusi beras sudah berjalan dengan baik dimana pendistribusian beras dilaksanakan secara rutin tiap bulannya. Sedang untuk Tepat-Kualitas beras sudah sesuai dengan ketentuan tetapi masih ada kekurangan dimana responden beberapa kali menerima beras yang sudah tak layak. Saran dalam penelitian adalah : Berdasarkan hasil penelitian bahwa indikator BKKBN ada beberapa yang tidak berhubungan dengan pembagian jumlah beras untuk itu pihak BKKBN hendaknya mengkaji ulang beberapa indikator yang telah ditetapkan. Dan untuk variabel jumlah keluarga, jenis pekerjaan, jumlah penghasilan, jumlah anak yang sekolah, dan jumlah anak yang tidak sekolah berhubungan dengan distribusi jumlah beras untuk itu hendaknya pihak BKKBN mengkaji beberapa variabel tersebut. Untuk Tepa-t Orang yang terkait dengan indikator BKKBN ada beberapa yang belum sesuai untuk itu pihak BKKBN dan instansi terkait hendaknya meng-evaluasi dan mengkaji ulang agar pembagian beras raskin benar-benar tepat orang yang berhak menerima manfaat raskin. Untuk Tepat-Jumlah beras terkait dengan juklah raskin dimana terdapat ketidaksesuaian jumlah beras yang sudah ditetapkan dalam juklah dengan hasil survei untuk itu instansi yang terkait hendaknya meng-evaluasi agar sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Untuk Tepat-Waktu distribusi beras sudah berjalan dengan baik untuk itu pihak yang terkait yaitu Dolog mempertahankan dan lebih meningkatkan demi kelancaran pembagian beras raskin. Dan terakhir untuk Tepat-Kualitas beras sudah sesuai dengan ketentuan tetapi masih ada kekurangan unutk itu pihak Dolog hendaknya memperbaiki agar beras yang diterima penerima manfaat raskin layak untuk dikonsumsi.
×
Penulis Utama : Ayu Shintawati
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : F1101007
Tahun : 2003
Judul : Evaluasi program pembagian beras untuk keluarga miskin (raskin) di kabupaten Sukoharjo (studi kasus dua desa)
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Ekonomi - 2003
Program Studi : S-1 Ekonomi Pembangunan Non Reguler
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Ekonomi Jur. Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan-F.1101007-2003
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. JJ Sarungu. MS
Penguji :
Catatan Umum : 4602/2003
Fakultas : Fak. Ekonomi dan Bisnis
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.