Penulis Utama : Dini Munawaroh
NIM / NIP : H0714032
×

ABSTRAK

Kentang merupakan salah satu tanaman pangan yang mengandung karbohidrat dan berpotensial sebagai peningkatan pendapatan perekonomian negara. Namun produksi kentang mengalami penurunan sehingga perlu standar yang tinggi dalam budidaya kentang. Hal ini didasari dengan pengendalian hama yang memberikan dampak pada hasil produksi kentang. Salah satu hama penting yang menyerang kentang adalah nematoda sista kuning (NSK). Tak hanya di Indonesia, NSK juga menjadi masalah bagi pertanian diseluruh dunia. Di Indonesia serangan nematoda pertama kali ditemukan pada tahun 2003 di Jawa Timur, kemudian menyebar di beberapa daerah di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Sumatera. Upaya pengendalian NSK banyak dilakukan dengan penggunaan nematisida dan beberapa kontrol secara alami, yaitu rotasi tanaman. Salah satu cara pengendalian NSK secara alami dapat dilakukan dengan menggunakan tumpangsari kunyit yang diduga mengandung senyawa kimia sebagai pengendali NSK. Salah satu aspek yang harus dipelajari adalah bagaimana pengaruh tumpangsari kunyit terhadap populasi sista dan telur NSK, serta kerapatan tanaman yang digunakan.
Penelitian ini dilaksanakan di Dieng, Banjarnegara dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universits Sebelas Maret Surakarta
mulai November 2017 sampai Februari 2018. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktor yaitu perlakuan tumpangsari kunyit yang terdiri dari 3 taraf antara lain banyaknya kentang yang ditanam (1 kentang, 2 kentang dan 3 kentang). Sehingga diperoleh kombinasi perlakuan K1P1, K1P2 dan K1P3. Penelitian dimulai dengan identifikasi dan ekstraksi NSK. Metode ekstraksi yang digunakan yaitu metode Flotasi- Sentrifugasi. Metode flotasi digunakan untuk identifikasi sista nematoda dan metode sentrifugasi digunakan untuk identifikasi nematoda. Penghitungan populasi sista dan telur dilakukan sebanyak dua kali, sebelum masa tanam dan setelah perlakuan tumpangsari kunyit. Selain itu, mengambil sampel tanah dari lahan petani yang menggunakan nematisida sebagai perbandingan antar perlakuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kunyit dapat menurunkan populasi sista, akan tetapi penggunaan kunyit sebagai tanaman samping harus
berimbang dengan banyaknya tanaman kentang yang digunakan. Hal ini terlihat dari populasi sista perlakuan K1P1 menurun dibandingkan dengan perlakuan
K1P2, maupun K1P3 dan kontrol. Akan tetapi, penggunaan kunyit sebagai tanaman samping perlu dikaji lebih lanjut untuk mengetahui kecocokan antara tanaman utama dengan tanaman samping. Telur  nematoda tidak mengalami
penurunan,  hal  ini  disebabkan eksudat  akar  kunyit  belum  mampu  mengenai bagian dalam tubuh sista karena tubuh sista yang dilapisi oleh hialin. Penggunaan
kunyit sebagai tanaman samping, membuat pertumbuhan tanaman kentang terhambat. Hal ini disebabkan karena adanya kompetisi antar tanaman yang memiliki kerapatan berbeda-beda.
Kata Kunci : Nematoda, Sista Kuning, Kentang, Sistem Tumpangsari Kunyit.

 

×
Penulis Utama : Dini Munawaroh
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0714032
Tahun : 2018
Judul : Pengelolaan Nematoda Sista Kuning pada Kentang dengan Sistem Tumpangsari Kunyit
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Pertanian - 2018
Program Studi : S-1 Agroekoteknologi
Kolasi :
Sumber : UNS- F. Pertanian, Prog. Studi Agroteknologi - H0714032-2018
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Subagiya, M.P.
2. Ir. Susilo Hambeg Poromarto, M.Sc., Ph.D.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.