ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang Representasi Perempuan Sasak dalam Novel Sri Rinjani karya Eva Nourma. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap dan mengetahui gambaran perempuan Sasak di tengah masyarakat yang di representasikan dalam novel Sri Rinjani. Untuk mencapai tujuan penelitian ada dua rumusan sebagai permasalahannya yaitu: (1) Bagaimanakah Gambaran perempuan Sasak dalam  novel Sri Rinjani karya Eva Nourma (2) Bagaimanakah pandangan pengarang sebagai wakil subjek kolektif terhadap perempuan Sasak dalam novel Sri Rinjani karya Eva Nourma. Penelitian ini berada dalam lingkup bidang ilmu kajian budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis data kualitatif, sehingga data-data yang berupa hasil pengamatan terhadap teks menjadi data primer dan untuk menganalisis data menggunakan teknik deskriptif analitik yang dilakukan melalui teori-teori yang diterapkan. Teori yang digunakan adalah teori kritik sastra feminis.

Berdasarakan penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan dua temuan. Pertama, Perempuan Sasak dalam Novel Sri Rinjani karya Eva Nourma memunculkan gambaran perempuan Sasak yang terbentuk oleh masyarakat, lingkungan dan kemiskinan, konsep agama Islam, dan konsep agama Hindu-Budha yang berpengaruh pada tindakan dan pola pikir perempuan Sasak menjadi patuh dan taat sebagai piagam terbaik untuk semua perempuan di Lombok. Kedua, subjektifitas pengarang dalam membangun proses representasi gambaran tentang perempuan Sasak yang patuh dan taat dalam lingkup kemiskinan. Sudut pandang pengarang tentang Perempuan Sasak yang dimunculkan seperti perempuan yang optimis, cerdas, dan direpresentasikan menjadi perempuan yang perduli dengan masa depan yang lebih baik. Pandangan dunia pengarang yang dapat dilihat dari novel Sri Rinjani di antaranya adalah keberadaan perempuan Sasak dalam masyarakat multikultur dan kedudukan perempuan. Kedudukan perempuan dalam masyarakat multikultur digambarkan dengan perempuan yang bersikap tegas menolak subordinat dan marginalisasi dalam kehidupannya, dengan mengeluarkan diri melalui keterpurukan ekonomi. Sementara itu, hadir pula perempuan Sasak yang tetap bertahan dalam dominasi kaum laki-laki, dominasi patriarki, yang sejatinya telah merampas sebagian kebebasannya sebagai individu. Tetapi sikap patuh dan taat yang digambarkan ialah bentuk pengorbanan perempuan Sasak ketika keputusan hidupnya harus diputuskan oleh orang tua.

Kata Kunci : Representasi, perempuan Sasak, Novel