×
ABSTRAK
Perusahaan agrikultur merupakan salah satu perusahaan yang memberikan kontribusi yang besar pada pendapatan Indonesia. Sektor agrikultur memiliki karakteristik yang berbeda dari sektor lainnya yaitu aktivitas agrikultur. Aktivitas agrikultur berdasarkan PSAK No 69 adalah proses transformasi biologis yang merupakan perkembangan dari aset biologis yang membutuhkan pengukuran yang tepat. PSAK No 69 mewajibkan perusahaan mengukur dengan nilai wajar. Pengukuran nilai wajar berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan karena akan terjadi volatilitas. Volatilitas menggambarkan resiko bawaan dari laporan keuangan. Perusahaan meningkatkan kinerja untuk menarik investor dalam menanamkan saham pada perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara intensitas aset biologis, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan leveragedengan kinerja keuangan perusahaan agrikultur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis data secara deskriptif menggunakan asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan analisis regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa intensitas aset biologis, tingkat pertumbuhan perusahaan, serta leverageberpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Kata Kunci : Aset Biologis, Biaya Historis, Nilai Wajar, Kinerja Keuangan.