ABSTRAK

Menurut pendapat A.W. Phillips pada tahun 1958, terdapat hubungan terbalik antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi. Namun, fenomena yang sering terjadi di Indonesia adalah ketika inflasi tinggi, tingkat pengangguran juga masih tetap tinggi. Terdapat banyak perdebatan mengenai teori kurva Phillips. Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa dalam jangka panjang inflasi tidak memiliki hubungan negatif dengan pengangguran. Kemudian muncul pendapat lain tentang kurva Phillips jangka pendek yang menyatakan bahwa hubungan negatif antara inflasi dan pengangguran hanya terjadi dalam jangka pendek. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan inflasi dengan pengangguran  di Indonesia dalam jangka pendek dan jangka panjang serta untuk mengetahui apakah fenomena inflasi dan pengangguran di Indonesia mendukung teori kurva Phillips.

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model ECM (Error Correction Model). Data yang digunakan adalah data sekunder dan merupakan data kuantitatif. Data yang digunakan adalah data time series dalam kurun waktu 17 tahun dengan pengolahan data menggunakan program Eviews. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik.

Hasil pengujian menyatakan bahwa hubungan antara inflasi dan pengangguran dalam jangka panjang memiliki hubungan yang positif. Sedangkan dalam jangka pendek hasil estimasi juga menunjukkan hubungan yang positif. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa fenomena yang terjadi di Indonesia pada tahun 2001-2017, hanya mendukung teori kurva Phillips jangka panjang, karena dalam hasil estimasi jangka panjang menunjukkan bahwa pengangguran dan inflasi memiliki hubungan yang positif.

Kata kunci: inflasi, pengangguran, kurva Phillips