Abstrak

Permasalahan mengenai polemik reklamasi Teluk Jakarta merupakan salah satu permasalahan yang sering menghiasi surat kabar. Reklamasi Pantai Utara Jakarta yang telah bergulir lebih dari 20 tahun kembali mendapat sorotan dari publik semenjak terungkapnya kasus suap yang melibatkan ketua komisi D DPRD DKI Jakarta, Mohamad Sanusi, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Polemik reklamasi ini pun turut  diekspos  oleh  surat  kabar  Kompas  dan  Jawa  Pos.  Semenjak mendapat sorotan luas oleh publik banyak timbul pertanyaan serta pro- kontra terhadap reklamasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana frame surat kabar  Kompas  dan  Jawa  Pos  dalam  pemberitaan  mereka  mengenai polemik reklamasi teluk Jakarta pada periode April 2016. Kategori penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisis framing model Pan dan Kosicki. Objek penelitian adalah berita mengenai polemik reklamasi Teluk Jakarta yang muncul pada bagian headline di  surat  kabar  Kompas  dan  Jawa  Pos  sepanjang  April  2016. Struktur sintaksis, skrip, tematik dan retoris dari teks berita kedua surat kabar kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana frame yang digunakan oleh Kompas dan Jawa Pos.
Hasil penelitian menunjukan bahwa harian Kompas lebih menonjolkan pada solusi yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam menangani permasalahan reklamasi, peran pemerintah lebih ditonjolkan oleh  Kompas  dan  pemerintah  mendapat  porsi  pemberitaan  yang lebih. Dalam teks beritanya Kompas memberi pandangan bahwa Pemprov DKI tidak menyalahi aturan dalam proyek reklamasi. Sedangkan frame harian Jawa Pos menekankan terhadap ancaman terhentinya reklamasi akibat kebijakan moratorium yang dikeluarkan pemerintah, dalam beritanya Jawa Pos mengkritisi kebijakan moratorium yang dilakukan pemerintah. Jawa Pos dalam teks beritanya lebih menampilkan sudut pandang perusahaan pengembang pulau reklamasi.

Kata Kunci : Analisis Framing, Kompas, Jawa Pos, Reklamasi