Penulis Utama : Rizky Bopila Lalihatu
NIM / NIP : H0814122
×

Indonesia merupakan negara agraris yang banyak mengembangkan berbagai jenis tanaman. Mulai dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan hingga hutan. Potensi Indonesia tidak lepas dari dukungan iklim dan kondisi geografis Indonesia. Terletak di bagian garis katulistiwa menyebabkan Indonesia memiliki iklim tropis. Ditambah   lagi   dengan   banyaknya   gunung   berapi   yang   ada   di   Indonesia menyebabkan tanah di Indonesia subur. Pepaya merupakan salah satu jenis buah yang banyak dikembangkan di Indonesia. Buah pepaya banyak digemari karena selain rasanya yang enak dan mempunyai banyak kandungan gizi, harga dari buah pepaya juga terjangkau sebesar Rp. 8.000/kg.Pepaya tergolong buah yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia karena selain harganya yang murah juga tersedia sepanjang tahun. Berdasarkan data BPS pada tahun 2016, jumlah produksi pepaya di Indonesia mencapai 904.284 ton. Kualitas suatu bibit pepaya mempengaruhi  hasil  dari  buah  pepaya.   Peneliti  tertarik  untuk  mengadakan penelitian mengenai pengendalian mutu terhadap bibit pepaya di CV. Pendawa Kencana Multifarm.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode pengambilan lokasi secara purposive di CV. Pendawa Kencana Multifarm. Jenis dan sumber data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis yang digunakan adalah Checksheet, diagram   pareto, dan diagram fishbone.

Lembar checksheet menunjukan Jenis kerusakan yang sering ditemui dalam produksi bibit pepaya di CV. Pendawa Kencana Multifarm, yaitu 13 bibit pepaya layu, 0 terkena penyakit erwinia papayae, 2 bibit pepaya bercak  daun, 0 bibit akar busuk, 3 bibit pepaya daun rusak, dan 23 benih gagal tumbuh dari 100 bibit pepaya. Hasil analisis diagram pareto menunjukan presentase kerusakan terbanyak adalah benih gagal tumbuh sebesar 56,10% dan kedua bibit layu sebesar 31,71% dimana kedua  kerusakan  tersebut  menjadi  50%  sumber  masalah  yang  menyebabkan 87,81% keseluruhan masalah. Hasil analisis diagram fishbone menunjukan kerusakan benih  gagal tumbuh  disebabkan oleh 3 faktor,  yaitu faktor manusia, input, bahan baku. Kerusakan bibit pepaya layu disebabkan oleh 3 faktor, yaitu faktor manusia, input, dan lingkungan.

×
Penulis Utama : Rizky Bopila Lalihatu
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : H0814122
Tahun : 2018
Judul : Analisis Pengendalian Kualitas Bibit Pepaya dengan Diagram Pareto dan Fishbone pada CV. Pendawa Kencana Multifarm
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Pertanian - 2018
Program Studi : S-1 Agribisnis
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Pertanian Jur. Agribisnis-H0814122-2018
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Ir. Kusnandar, M.Si.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Pertanian
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.