×
Kecamatan Laweyan merupakan salah satu wilayah di Kota Surakarta yang merupakan Central Business District. Ciri khas kegiatan antropogenik wilayah ini adalah industri batik. Aktivitas industri menimbulkan emisi karbondioksida dan partikulat yang berpengaruh terhadap kualitas udara. Upaya mitigasi diperlukan untuk menekan laju emisi. Vegetasi mempunyai peranan penting sebagai carbon sink. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah emisi yang dihasilkan dari industri batik, kemampuan vegetasi dalam menyerap karbon serta kajian sosial tentang perspektif pemilik industri batik terhadap lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Laweyan pada 27 desember 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah inventarisasi emisi berdasar pada IPCC guidelines 2006, penginderaan jauh dengan citra satelit Sentinel 2A perekaman 7 agustus 2017 menggunakan perhitungan algoritma Normalised Different Vegetation Index dan analisis kuisioner dengan metode Likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah emisi yang dihasilkan dari industri batik untuk CO2 sebesar 916,72 ton per tahun sedangkan emisi partikulat sebesar 11,20 untuk PM
2,5 dan 11,26 untuk PM 10 dalam ton per tahun. CO2 dihasilkan dari pembakaran energi, penggunaan wax dan konsumsi listrik. Materi partikulat hanya berasal dari proses pembakaran energi. Kajian vegetasi dari interpretasi citra satelit Sentinel
2A memperoleh nilai untuk serapan karbon sebesar 4867,81 ton. Kajian sosial perspektif pemilik industri batik terhadap lingkungan mendapatkan hasil 61% dalam kategori baik dan 39% dalam kategori sedang.