×
Pertambahan penduduk di Indonesia yang semakin pesat menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan pembangunan rumah tinggal sederhana. Proyek konstruksi dengan pekerjaan beton menyebabkan meningkatknya emisi gas rumah kaca memicu pemanasan global. Untuk menggurangi dampak tersebut dikembangkan beton dengan memanfaatkan limbah sisa pembakaran batubara yang disebut fly ash umumnya terdapat pada pembangkit listrik tenaga uap. Beton tersebut adalah high volume fly ash self compacting concrete (HVFA SCC) dimana presentase komposisi fly ash sebagai penganti semen sebesar 50%. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi emisi gas rumah kaca yang dilepaskan pada tahapan unit proses pekerjaan beton HVFA SCC kontruksi rumah dua lantai menggunakan metode Life Cylce Analysis.
Metode ini menggunakan database dari EcoInvent, untuk menyamakan emisi rumah kaca yang dihasilkan dari masing-masing tahapan pekerjaan kemudian dikonversi dengan software TRACI 2.1, emisi tersebut diekuivalenkan ke satuan CO2e (Carbon Dioxide Equivalent.
Hasil penelitian menunjukan pada pekerjaan beton HVFA SCC diperoleh titik kritis pada produksi material baja sebesar 32,61% dari total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan setiap tahap konstruksi.