×
ABSTRAK
Latar belakang: World Health Organization melaporkan 1/3 populasi dunia menderita infeksi tuberkulosis laten (ITBL). Populasi pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) merupakan kelompok yang berisiko menderita ITBL dan dapat berkembang menjadi TB aktif. Baku emas diagnosis ITBL belum ada sehingga untuk mendiagnosis ITBL menggunakan pemeriksaan T-SPOT.TB dan tuberculin skin test (TST). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prevalensi ITBL menggunakan pemeriksaan T-SPOT.TB dan TST dan mengevaluasi keakurasian pemeriksaan T-SPOT.TB dengan TST pada ketergantungan NAPZA. Metode: Uji diagnostik dengan rancangan cross sectional di poliklinik NAPZA, pogram terapi rumatan metadon (PTRM) RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dan PTRM Puskesmas Manahan Surakarta bulan Februari-Maret 2018. Hasil: Total subyek penelitian adalah 24 responden (25%) responden, dengan TST (+) 5 (20,8%) dan T-SPOT.TB (+) 4 (16,7%). Tingkat kesesuaian TST dan TSPOT.TB adalah moderate (? 0,591, p= 0,003). Sensitivitas dan spesifitas TSPOT.TB dengan TST adalah 60,00% dan 94,74%. Hubungan jumlah sel CD4+ dengan millimeter (mm) indurasi TST (r=0,077, p=0,719). Hubungan jumlah sel CD4+ dengan T-SPOT.TB ESAT-6 spot-forming units (SFUs) (r=-0,238, p=0,262), CFP-10 SFUs (r=-0,117, p=0,585), dan nilai tertinggi ESAT-6/CFP-10 SFUs (r=0,033, p=0,879). Kesimpulan: Tuberculin skin test dan T-SPOT.TB memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, tetapi pada penelitian ini TST sedikit lebih unggul dibanding T-SPOT.TB dengan tingkat kesesuaian moderate. Saran Tidak adanya baku emas meyebabkan kesulitan dalam menentukan keakurasian uji diagnostik, sehingga diperlukan kesepakatan dan pendekatan tertentu untuk dipakai sebagai baku emas.
Kata kunci: ITBL, TST, T-SPOT.TB, NAPZA