×
Konservasi sumber daya air di Indonesia berbasis pada pengelolaan sumber mata air dalam skala besar atau dari sisi produksi air. Pendekatan yang sering digunakan adalah pengelolaan dari sisi permintaan, sehingga pola pikir masyarakat masih terjebak bahwa sumber daya air merupakan barang bebas yang bisa diambil tanpa harus memperbaharuinya lagi. Penelitian ini mencoba meraih partisipasi masyarakat secara langsung untuk ikut menyadari dan mengelola langsung sumber daya air.
Teknik partisipasi masyarakat menggunakan saran penerapan kebijakan untuk perbaikan sumber daya air. Kebijakan yang ditawarkan antara lain sumur resapan, biopori, dan penghijauan. Penawaran kebijakan tersebut merupakan alternatif yang tepat dilakukan oleh rumah tangga / masyarakat langsung. Tujuan penelitian ini terbagi menjadi 3, yaitu mengetahui tingkat WTP masyarakat, mengetahui variabel yang memengaruhi WTP dan analisis preferensi terhadap pilihan alternatif kebijakan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat WTP masyarakat kota Surakarta masih rendah , yaitu sebesar WTP ≤ Rp. 50.000. Variabel kebijakan mampu memengaruhi tingkat kesediaan membayar sebesar 42,60% dibandingkan variabel lainnya hanya mampu memengaruhi sebesar 15,95% dihitung dengan menggunakan regresi multinomial logistik. Hasil analisis Analytical Hierarchy Process (AHP) menunjukkan bahwa ranking 1 pembobotan adalah kebijakan sumur resapan.