×
ABSTRAK
Tempe koro pedang merupakan produk pangan fermentasi berbahan baku koro pedang (Canavalia ensiformis)dan dapat menjadi alternatif diversifikasi tempe berbahan baku selain kedelai, tetapi tempe pada umumnya memiliki umur simpan yang relatif singkat. Pengolahan lanjutan tempe koro pedang menjadi tepung tempe koro pedang diharapkan dapat meningkatkan daya guna tempe dengan mempertahankan semaksimal mungkin nilai fungsionalnya. Aplikasi tepung tempe dalam produk olahan pangan juga terkendala aroma langu dan rasa pahit yang dapat diminimalisir dengan proses blanchinguap. Adanya proses pengeringan dan blanchinguap dalam tahapan pembuatan tepung tempe koro pedang dapat mempengaruhi sifat-sifat tepung tempe koro pedang yang dihasilkan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu pengeringan dan pengaruh variasi perlakuan blanchingmaupun tanpa blanchingterhadap karakteristik kimia, fisik dan sensoris tepung tempe koro pedang. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 taraf perlakuan, yaitu: suhu pengeringan 55oC tanpa blanching(AT1) dan dengan blanching(BT1), suhu pengeringan 65oC tanpa blanching(AT2) dan dengan blanching(BT2), suhu pengeringan 75oC tanpa blanching(AT3) dan dengan blanching(BT3). Analisis data menggunakan SPSS uji One-Way-ANOVA untuk mengetahui pengaruh variasi suhu pengeringan. Apabila terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji DMRT pada ? = 0,05. Analisis menggunakan Paired-Sample-T-Testdilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variasi perlakuan blanchingdan tanpa blanchingpada masing-masing suhu pengeringan.
xiiHasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan menurunkan kadar air, kadar lemak, rendemen, densitas kamba, daya serap air, kecerahan (L*), derajat putih, persepsi panelis terhadap kecerahan, persepsi panelis terhadap aroma harum, kesukaan panelis terhadap warna, kesukaan panelis terhadap aroma dan kesukaan panelis terhadap overalltepung tempe koro pedang dengan blanchingmaupun tanpa blanchingserta menurunkan kelarutan tepung tempe koro pedang tanpa blanching. Semakin tinggi suhu pengeringan meningkatkan daya serap minyak, kemerahan (a*) dan kekuningan(b*)tepung tempe koro pedangdengan blanchingmaupun tanpa blanching.Perlakuan blanchingmenurunkan kadar air, rendemen dan densitas kamba tepung tempe koro pedang yang dikeringkan pada suhu 55oC, 65oC dan 75oC sertamenurunkan kesukaan panelis terhadap warna tepung tempe koro pedang yang dikeringkan pada suhu 75oC. Perlakuan blanchingdapatmeningkatkankadar lemak dan kemerahan (a*) tepung tempe koro pedangyang dikeringkan pada suhu 55oC, 65oC dan 75oC, meningkatkan kekuningan (b*) tepung tempe koro pedang padasuhu pengeringan55oCdan 75oC, meningkatkan daya serap minyak tepung tempe koro pedang pada suhu pengeringan 65oC dan 75oC serta meningkatkan persepsi panelis terhadap kecerahan dan persepsi panelis terhadap aroma harumtepung tempe koro pedang yang dikeringkan pada suhu 55oCdan 65oC. Kombinasi perlakuan yang menghasilkan tepung tempe koro pedang dengan karakteristik kimia, fisik dan sensoris yang terbaik adalah tepung tempe koro pedang dengan suhu pengeringan 55oC dengan blanching.
Kata Kunci : Tepung tempe, koro pedang, Canavalia ensiformis, pengeringan, blanching.