×
ABSTRAK
Banyak remaja yang membutuhkan media sosial menjadi alat berkomunikasi dengan teman sebaya, bahkan sebagai media ruang komunikasi dan interaksi tanpa ada batasan ruang dan waktu. Dengan kata lain media sosial merupakan jembatan baru dalam bidang komunikasi untuk membangun jaringan komunikasi. Dalam media sosial Instagram banyak fitur yang dapat diakses oleh remaja dalam melakukan komunikasi, seperti post foto/video, like, comment, storygram, dan highlight.Instagram menjadi salah satu pembentukan identitas yang dalam hal ini adalah identitas I and Me diri bagi remaja. Dalam pengertiannya I merupakan interaksi simbolik dengan respon langsung dari individu, sedangkan Me adalah sikap yang lebih terorganisir yang diandalkan orang lain dari seseorang. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan tahap purposive samplingdengan jenis maximum variation sampling. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara secara mendalam. Menggunakan teori uses and gratificationdari Blumer dan Katz serta diperkuat dengan teori motivasi dari Abraham H. Mashlow. Serta keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi data atau sumber. Subjek pada penelitian ini mengambil mahasiswa/i di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret angkatan 2016 –2017 sebanyak 10 orang.Kesimpulan dari hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa remaja menggunakan Instagram termaksud dalam intensitas penggunaan yang intense. Motif yang ditunjukan oleh remaja pada pembentukan identitas dengan cara perfoming selvesmereka memiliki tujuan tertentu yang pada akhirnya akan berpengaruh pada citra masing-masing. Cara yang ditunjukan oleh remaja memiliki kesamaan berupa membagikan kehidupan keseharian mereka untuk dijadikan konten, editingfoto, menggunakan filter, mengunggah konten menarik, konten dengan latar lokasi yang bagus, serta menggunakan fitur-fitur terbaru dari Instagram seperti storygramdan highlight.
Kata Kunci : Instagram, performing selves, Pembentukan Identitas Diri, Remaja.