×
Sebagai media informasi, film memiliki kemampuan yang ampuh untuk menyampaikan pesan karena media dapat menghadirkan pengalaman yang seolah- olah dialami sendiri dengan jangkauan yang lebih luas dalam waktu yang bersamaan. Terkadang, film sering membuat relasi-relasi tertentu yang bias gender, seperti menempatkan perempuan pada posisi yang lemah atau pihak yang tersakiti. Menyangkut hal tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan representasi girl power sosok Athirah sebagai istri dalam mempertahankan rumah tangga pada film “Athirah”.
Peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Teori ini membentuk suatu unsur dari sebuah sistem yang diperluas. Unsur tersebut ialah denotasi dan konotasi. Makna konotasi dari beberapa tanda akan menjadi semacam mitos atau petunjuk mitos. Barthes menyebutkan bahwa mitos merupakan urutan kedua dari sistem semiologi, sementara denotasi dan konotasi berada pada urutan pertama.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif melalui pendekatan analisis semiotika. Prosedur ini menghasilkan data deskritif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam hal ini, penulis mengamati lambang verbal (dialog), maupun lambang non- verbal (mimik wajah, pergerakaan/gesture, teknik pengambilangambar, dan audio).
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan jika sikap mempertahankan keutuhan rumah tangga dalam film tersebut dapat dilihat dari kesetiaan, Athirah yang tetap menemani Puang Aji dalam keadaan apapun. Lalu kesabaran dan ketabahan, tetap bertahan walaupun hatinya sedang hancur dan mencoba memaafkan kesalahan Puang Aji dan menerima keadaan.