×
ABSTRAK
Permasalahan penelitian ini adalah (1) bagaimana suntingan teks Hikayat Fakir?; dan (2) bagaimana mitos legitimasi penguasa yang tersembunyi dalam teks Hikayat Fakir? Tujuan penelitian ini adalah (1) menyediakan suntingan teks Hikayat Fakir yang baik dan benar. Baik dalam arti teks mudah dipahami pembaca pada umumnya dan benar dalam arti kebenaran isi teks tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah; dan (2) mengungkapkan mitos legitimasi penguasa yang tersembunyi dalam teks Hikayat Fakir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Objek material penelitian ini adalah naskah Hikayat Fakir, sedangkan objek formal penelitian adalah mitos legitimasi penguasa yang diperoleh melalui analisis sistem bahasa. Sumber data penelitian ini adalah suntingan teks Hikayat Fakir. Data berupa teks cerita Hikayat Fakir yang menunjukkan mitos-mitos legitimasi penguasa. Gejala legitimasi penguasa ditemukan melalui pembagian leksia terhadap keutuhan teks Hikayat Fakir. Leksia tersebut kemudian digiring ke dalam kedua sistem bahasa rumusan Barthes, yakni sistem bahasa pertama (bahasa objek) dan sistem bahasa kedua (metabahasa). Berdasarkan penelitian terhadap teks Hikayat Fakir dapat disimpulkan beberapa hal. Pertama, proses penyuntingan teks Hikayat Fakir menggunakan metode standar karena naskah yang memuat teks tersebut adalah tunggal dan bukan dari jenis profan. Dari penanganan Hikayat Fakir melalui langkah kritik teks, terdapat beberapa kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks, meliputi: 1 adisi, 3 substitusi, 1 ditografi, 1 scholia, dan 4 kata yang tidak terbaca. Kedua, teks Hikayat Fakir yang telah ditangani oleh semiologi Roland Barthes ditemukan sebanyak 14 leksia yang memunculkan gejala terkait mitos legitimasi penguasa. Satuan leksia yang telah dieksplorasi melalui tahapan sistem bahasa objek dan sistem metabahasa tersebut, menunjukan bahwa Hikayat Fakir digunakan pula sebagai tunggangan oleh penguasa dalam rangka mencapai kekuasaan. Mitos yang berhasil ditemukan dalam teks Hikayat Fakir, yakni: (1) pihak penguasa mengarang kisah seputar suatu kelompok agar kisahnya tersebut dapat diterima dengan baik; (2) penguasa membangun citra baik guna mempertahankan status kuasanya; (3) seorang penguasa mengundang kelompok yang berada dalam kekuasaannya untuk menghampiri pusat pemeritahan guna mempermudah dalam melakukan pengawasan; (4) penguasa merumuskan keputusan untuk disepakati bersama demi mempertahankan status kuasanya; (5) penguasa melibatkan sanak keluarganya demi menjaga sebuah posisi aman; (6) seorang penguasa menutupi keburukan dalam pemberitaan untuk mempertahankan para pendukungnya; dan (7) seorang penguasa mempunyai segudang cara dalam mempertahankan status kekuasaannya.