×
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur pasar, perilaku pasar serta kinerja pasar dalam kegiatan pemasaran jagung di Kabupaten Wonogiri. Struktur pasar dianalisis dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, hambatan keluar-masuk pasar, cara penetapan harga serta jenis produk yang diperjual- belikan. Perilaku pasar dianalisis melalui analisis elastisitas transmisi harga. Sedangkan kinerja pasar dianalisis dengan besarnya persentase marjin pemasaran serta farmer’s share.
Metode dasar penelitian adalah deskriptif analitis. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Metode pengambilan sampel petani menggunakan metode quota sampling, adapun jumlah sampel petani sebanyak 30 responden dan metode pengambilan sampel pedagang menggunakan metode snowball sampling. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk menganalisis data dalam penelitian digunakan metode analisis SCP (Structure, Conduct and Performance).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur pasar dalam pemasaran jagung di Kabupaten Wonogiri terdapat kecenderungan yang mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna yaitu pasar oligopsoni sehingga pemasaran jagung termasuk dalam kategori tidak efisien. Perilaku pasar (market conduct) menunjukkan bahwa nilai elastisitas transmisi harga (?1) sebesar 0,785 maka ?1 lebih kecil dari 1. Nilai tersebut menunjukkan bahwa apabila terjadi perubahan harga 1% di tingkat konsumen maka akan mengakibatkan perubahan harga yang kurang dari 1% atau sebesar 0,785% di tingkat produsen (pasar tidak efisien). Kinerja pasar yaitu dilihat dari persentase marjin pemasaran dan farmer’s share. Pada kegiatan pemasaran jagung di Kabupaten Wonogiri yaitu terdapat 4 tipe saluran pemasaran. Saluran pemasaran 1 adalah petani ? pedagang pengumpul desa ? pedagang besar ? pabrik pakan. Saluran pemasaran 2 adalah petani ? pedagan pengumpul kecamatan ? pedagang besar ? pabrik pakan. Saluran pemasaran 3 adalah petani ? pedagang pengumpul kecamatan ? pedagang luar kota. Saluran pemasaran 4 adalah petani ? pedagang besar ? pabrik pakan. Pada saluran pemasaran 4 memiliki persentase marjin pemasaran terendah yaitu sebesar sebesar 5,85% dan farmer’s share tertinggi yaitu 94,15%. Sedangkan saluran pemasaran 1 memiliki nilai persentase marjin pemasaran yang tertinggi dibanding pada saluran lainnya yaitu sebesar 8,96% dan memiliki nilai farmer’s share yang terendah yaitu sebesar 91,05%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat efisiensi pemasaran jagung di Kabupaten Wonogiri termasuk dalam kategori efisien.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu; (1) Struktur pasar jagung di Kabupaten Wonogiri terdapat kecenderungan yang mengarah pada pasar persaingan tidak sempurna karena posisi pedagang sebagai leader dalam kegiatan pemasaran, maka diharapkan agar petani lebih berani dalam mengambil keputusan yang bersifat menguntungkan bagi petani sehingga petani bersedia menjual jagungnya kepada pedagang yang berani menawarkan harga paling tinggi (2) Perilaku pasar menunjukkan pasar tidak efisien, maka diperlukan pengawasan terkait harga jagung oleh pemerintah sehingga pedagang tidak menetapkan harga secara sepihak dan petani tidak selalu menjadi pihak yang dirugikan. Selain itu, perlu adanya penyediaan informasi terkait harga jagung yang berlaku di tingkat petani serta harus di sebar luaskan sampai ke tingkat petani sehingga dapat terjadi tawar menawar lebih yang kuat untuk meningkatkan harga jagung di tingkat petani (3) Diharapkan semua petani untuk memilih saluran 4 dari ke empat saluran pemasaran yang ada karena saluran 4 merupakan saluran yang paling efisien bagi petani. Saluran 4 yaitu petani menjual langsung ke pedagang besar. Selain itu perlu adanya penguatan kelompok tani terutama dalam upaya meningkatkan posisi tawar petani, hal ini dapat membantu dalam penentuan harga jagung.