Abstrak

Latar Belakang : Pekerjaan yang dilakukan dengan posisi berdiri terus menerus akan menyebabkan terjadinya beban kerja statis dan mengumpulnya darah pada anggota tubuh bagian bawah, sehingga aliran darah menjadi kurang lancar. Dampak yang cukup serius yaitu radang pembuluh darah yang dapat berkembang menjadi varises kronis. Selain itu, dapat mengakibatkan terjadinya penguncian sendi pada tulang belakang, pinggul, lutut, dan kaki yang dapat memicu terjadinya penyakit rematik degeneratif. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara sikap kerja berdiri dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja unit produksi di PT ATMI Duta Engineering, Sukoharjo.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian obsevasional analitik, dengan desain Cross Sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan didapatkan  sampel  sebesar  43  responden.  Penelitian  ini  menggunakan  metode REBA,  stature  meter,  timbangan  berat  badan,  dan  kuesioner  nordic  body  map. Teknik analisis data yang digunakan yaitu uji korelasi gamma and somers’d.
Hasil Penelitian : Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 43 pekerja, hanya 38 responden  yang  bersedia  mengikuti  kegiatan  penelitian.  Hasil  penelitian menunjukkan sebanyak 32 pekerja (84,2 %) mengalami keluhan muskuloskeletal rendah, 2 pekerja (5,3 %) mengalami keluhan muskuloskeletal sedang, dan 4 pekerja (10,5 %) mengalami keluhan muskuloskeletal tinggi. Hasil uji sommers’d sikap kerja berdiri dengan keluhan muskuloskeletal menunjukkan p-value 0,013, r = 0,514, arah korelasi positif (+).
Simpulan   :   Berdasarkan   hasil   penelitian   dapat   disimpulkan   bahwa   terdapat hubungan yang signifikan antara sikap kerja berdiri dengan keluhan muskuloskeletal.
Kata Kunci : Sikap Kerja Berdiri, Keluhan Muskuloskeletal