RINGKASAN

Aulia Karunia Dewi Tristana. H0814017. 2018. “Strategi Pemasaran Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925 Yogyakarta”. Dibimbing Oleh Ir. Agustono, M.Si. dan Nuning Setyowati S.P., M.Sc. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hortikultura merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat dalam pertanian Indonesia. Nangka merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Nangka muda banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar makanan salah satu kuliner yang menjadi icon di Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Gudeg. Pengemasan gudeg dalam bentuk kaleng merupakan  salah   satu   upaya  pengembangan   dan  penyebarluasan   makanan tersebut, yang dilakukan pertama kali oleh Gudeg Bu Tjitro 1925 Yogyakarta. Namun dalam perkembangannya, Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925 Yogyakarta mengalami kendala dalam pemasaran yang implikasinya terhadap pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan strategi pemasaran yang lebih baik lagi untuk melakukan penanganan terhadap kendala tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor internal dan eksternal pemasaran Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925; merumuskan alternatif strategi pemasaran Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925; menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pemasaran Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925. Metode dasar yang digunakan adalah deskriptif dengan menggunakan jenis data primer dan sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks SWOT dan Matriks QSP.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kekuatan utama pemasaran Gudeg Kaleng Bu Tjitro 1925 Yogyakarta adalah kualitas produk terjaga, sedangkan kelemahan utama adalah dua varian produk belum memiliki izin edar. Peluang  utama  adalah  konsumen  loyal  terhadap  produk,  sedangkan  ancaman utama adalah perantara pemasaran kurang memperhatikan expired date. Alternatif strategi pemasaran yang diperoleh yaitu menjaga kualitas produk demi kepuasan konsumen, menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah maupun agen wisata guna meningkatkan penjualan, menambah transportasi dan SDM untuk memperlancar  kinerja  pemasaran,  mengembangkan  kemasan  serta  melengkapi izin edar produk untuk menarik minat konsumen, menjalin komunikasi yang baik dengan  pemasok  dan  perantara  pemasaran  guna  mempermudah  pengontrolan bahan baku dan produk yang beredar, melakukan inovasi produk untuk menghadapi persaingan pasar. Prioritas strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah menjaga kualitas produk demi kepuasan konsumen dengan total nilai daya tarik tertinggi (STAS) sebesar 6,34.
Saran yang dapat diberikan adalah perlunya menjaga kualitas produk, mulai dari   pemilihan   bahan   baku   hingga   produk   siap   didistribusikan;   perlunya melakukan efisiensi mulai dari penggunaan bahan baku, proses produksi, sampai pemasaran; perlunya bekerjasama dengan pemerintah dalam proses pembuatan izin edar.