×
ABSTRAK
Kelas menengah perkotaan merupakan kelas konsumsi baru. Mereka mengkonsumsi banyak hal salah satunya adalah pemakaman. Sehingga muncul kuburan-kuburan modern yang menawarkan berbagai hal mewah untuk dikonsumsi disamping tujuan aslinya untuk mengguburkan jenazah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan proses konsumsi simbolik makam modern Mount Carmel Memorial Park pada masyarakat Kota Semarang serta kondisi yang melatarbelakanginya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini aadalah teori konsumsi oleh Jean P. Baudrillard dan Kelas sosial oleh Max Weber. Dalam teori konsumsi dimana nilai guna dan nilai tukar digeser dengan nilai tanda dan nilai simbol. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan studi kasus dan proses penggambilan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Cara pengambilan sample yaitu dengan purposive sampling. Untuk menguji kebenaran data menggunakan teknik triangulasi sumber untuk validasi data dan analisis data dengan menggunakan teknik analisis data interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat perkotaan terhadap makam modern adalah konsumsi simbol dan adanya aktivitas simulakra. Hal ini disebabkan karena beberapa bagian dari tawaran iklan menyerang rasa sombong tersembunyi dalam diri manusia, produk ditawarkan sebagai simbol prestise dan gaya hidup mewah. Nilai tanda sebagai hasil dari simulakra tersebut pada akhirnya menciptakan hiperrealitas. Artinya adalah sebuah gejala dimana banyak bertebaran realitas-realitas buatan yang bahkan nampak lebih real dibanding realitas sebenarnya. Realitas buatan makam adalah simbol prestise, kehormatan, kemewahan, kenyamanan dan ekspresi gaya hidup seseorang, namun sebenarnya tidak lebih hanya sebagai tempat untuk menguburkan jenazah saja.
Kata Kunci: Konsumsi, Makam Modern, Hiperrealitas, Status, Konsumsi Simbol