×
ABSTRAK
Anak merupakan aset negara untuk menggerakkan pembangunan dan menjalankan roda pemerintahan dan perekonomian negara di masa yang akan datang. Akan tetapi kenyataannya masih banyak kekerasan terhadap anak. Kota Surakarta merupakan kota yang ditunjuk oleh pemerintah pusat sebagai kota percontohan Kota Layak Anak. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana peran masing-masing stakeholder serta kolaborasi antar stakeholder dalam mewujudkan program Sekolah Ramah Anak. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi di Surakarta. Validitas data menggunakan teknik trianggulasi sumber/data. Teknik analisis dilakukan dengan teknik analisis interaktif serta teknik analisis stakeholder. Hasil penelitian ini adalah dalam program Sekolah Ramah Anak di Surakarta stakeholder yang terlibat adalah BAPPEDA, Dinas Pendidikan, DPPPAPM, LSM, kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua. LSM, DPPPAPM, siswa dan orang tua termasuk dalam stakeholder subject; Dinas Pendidikan, kepala sekolah dan guru termasuk dalam stakeholder players; sedangkan BAPPEDA termasuk dalam stakeholder contest setter. Pengklasifikasian stakeholder dibagi menjadi enam. Seluruh stakeholder telah menjalankan peranannya masing-masing sesuai kapasitas. Akan tetapi tidak semua stakeholder menjalankan perannya dengan baik. Untuk mewujudkan program Sekolah Ramah Anak terdapat berbagai bentuk kolaborasi yang dilakukan. Bentuk-bentuk kolaborasi tersebut adalah kolaborasi antara Dinas Pendidikan dengan LSM, serta rapat sekolah dengan orang tua murid.
Kata Kunci : Analisis Stakeholder, Peran, Sekolah Ramah Anak