×
Di era posmodern ini, Vainglory berhasil menjadi game yang digandrungi oleh banyak pemain game online di seluruh dunia. Melalui kecanggihan teknologi, Vainglory menawarkan sebuah dunia baru yang menyenangkan dan memabukkan hingga mampu menjerat para pemainnya ke dalam kondisi dimana sebuah realitas buatan (virtual) benar-benar diyakini sebagai fakta yang nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana sistem permainan (simbol, makna, nilai, dan kebiasaan) dan simulacra yang ada di dalam Vainglory sehingga membuat pemainnya betah berlama-lama memainkannya. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori simulacra milik Baudrillard. Melalui teori ini, Vainglory diteliti sebagai produk dari simulasi teknologi yang mampu mendaur ulang dan merekayasa realitas sesungguhnya menjadi sebuah realitas buatan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan netnografi, yaitu pendekatan yang bisa digunakan untuk menjangkau interaksi- interaksi yang terjadi di antara para pemain game dalam ranah online (virtual) sehingga dapat memahami simulacra yang terbentuk dari sistem permainan Vainglory. Data dikumpulkan dengan cara obsevasi netnografi, studi dokumen dan kepustakaan, wawancara online, pengarsipan data digital, dan computer- assisted qualitative data collecting. Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menguji kebenaran data menggunakan teknik triangulasi sumber data. Data yang diperoleh dari lapangan kemudian dideskripsikan, dianalisis, dan diinterpretasi oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem permainan yang ada dalam Vainglory mengandung realitas-realitas virtual yang mencerminkan sistem-sistem kehidupan seperti sistem budaya, sosial, politik, dan ekonomi. Penelitian ini bukan semata-mata mempertemukan game Vainglory dengan para pemainnya, tetapi juga mengungkap struktur kultural dan sosial yang ada di dalamnya sehingga bisa diterima oleh masyarakat luas karena persamaan atau kecocokan nilai.