×
Latar belakang: Kehilangan pendengaran sensorineural (sensorineural hearing loss, (SNHL)) merupakan defisit sensoris. Tahun 2012 bahwa secara global, lebih dari 360 juta orang menderita kehilangan pendengaran yang mengakibatkan kecacatan, di mana jumlah tersebut merepresentasikan 5,3?ri populasi dunia. Gangguan SNHL akibat ototoksisitas terjadi melalui cidera jaringan saraf, degenerasi auditoris sentral atau cidera koklear.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara dosis furosemid intravena dengan kejadian SNHL pada pasien gagal ginjal kronis di RSUD dr. Moewardi Surakarta. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara lama penggunaan furosemid intravena dengan kejadian SNHL pada pasien gagal ginjal kronis di RSUD dr. Moewardi Surakarta.
Metode: Desain penelitian ini adalah observasional analitik. Observasi penelitian dilakukan dengan desain penelitian cross sectional. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan pendekatan purposive sampling, yaitu pasien rawat inap gagal ginjal yang diberi furosemid secara intravena dengan jumlah sampel sebanyak 20 pasien. Lama penggunaan furosemid terhadap kejadian SNHL pada penderita gagal ginjal dianalisis menggunakan analisis chi-square.
Hasil: Nilai chi-square pada hasil analisis adalah 11,67 dengan probabilitas (p) sebesar 0,001. Dengan demikian, karena nilai p < 0>