Pembelajaran BIPA mengajarkan empat keterampilan berbahasa yang di dalamnya terdapat pula kosakata dan tata bahasa Indonesia. Sebagai bagian dari penguasaan  tata  bahasa,  salah  satu  aspek  pembelajaran  BIPA  yaitu  afiks  atau imbuhan. Materi tersebut diajarkan di lembaga pemerintah dan swasta penyelenggara program BIPA di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan 1) persepsi pengajar; 2) perencanaan pembelajaran; 3) metode pembelajaran; 4) penilaian pembelajaran; dan 5) problematika pembelajaran afiks. Hal itu untuk mengenali-temukan seluk beluk pembelajaran afiks, sebagai acuan untuk menciptakan pembelajaran afiks yang menyenangkan, efektif, dan bermakna.
Penelitian ini berjenis naturalistik dengan studi kasus terpancang ganda. Data diambil di enam lembaga penyelenggara program BIPA meliputi Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Ahmad Dahlan, Wisma Bahasa, Alam Bahasa, dan Realia. Data diambil melalui observasi, wawancara, analisis dokumen, dan studi pustaka. Hasil penelitian dianalisis secara interaktif untuk menghasilkan simpulan.
Hasil penelitian ini adalah 1) semua pengajar di setiap lembaga memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran afiks, bahwa materi tersebut penting untuk diajarkan; 2) beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pembelajaran afiks adalah jenis program pembelajaran, bahan ajar, dan media yang disesuaikan dengan kebutuhan pemelajar; 3) metode pembelajaran afiks dengan pendekatan komunikatif berbasis teks dan mengintegrasikan empat keterampilan berbahasa lebih bermakna dibandingkan pendekatan struktural; 4) penilaian pembelajaran afiks dilaksanakan  secara  lisan  dan  tulis,  dalam  kurun  waktu  saat  tengah  dan  akhir program pembelajaran; dan 5) pengajar yang menguasai metode pembelajaran dan penyusunan bahan  ajar  yang  tepat  merupakan  solusi  problematika pembelajaran afiks.