×
ABSTRAK
Perubahan iklim (climate change) merupakan salah satu fenomena yang dapat menimbulkan berbagai dampak pada sektor pertanian. Dampak yang muncul berupa terjadinya pergeseran awal dan panjang musim hujan. Perubahan iklim juga berpeluang terjadinya cuaca ekstrem sehingga memicu kerawanan pangan, akibat dari kegagalan panen. Program Sekolah Lapang Iklim (SLI) dinilai mampu menanggulangi terjadinya kegagalan panen akibat perubahan iklim, yaitu dengan mendampingi petani untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengajarkan tentang pengamatan kondisi cuaca sebagai upaya menanggulangi kegagalan panen. Selain itu, melalui SLI juga diajarkan tentang dosis berdasarkan Kalender Tanam (KATAM) yang direkomendasikan oleh Kementrian Pertanian sesuai dengan spesifikasi wilayah.Penelitianini dilaksanakan pada lahan tadah hujandi Desa Wonosari, Gondangrejo, Karanganyardan Laboratorium Ekologi Dan Manajemen Produksi Tanaman (EMPT)Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mulai Juli 2016 sampai Oktober 2016. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Tersarang (Nested Design) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah penerapan konsep SLI, yaitu S1 (SLI) dan S2 (Non-SLI). Faktor kedua adalah formulasi pemupukan organik dan anorganik yaitu T0 (tanpa pupuk), T1 (100% pupuk organik), T2 (75% pupuk organik + 25% pupuk anorganik), T3 (50% pupuk organik + 50% pupuk anorganik), T4 (25% pupuk organik + 75% pupuk anorganik) dan T5 (100% pupuk anorganik). Faktor formulasi pemupukan tersarang pada faktor SLI/ Non-SLI sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan, kemudian diulang sebanyak tiga kali sehingga diperoleh 36 petak perlakuan. Dosis pemupukan yang digunakan yaitu pupuk organik 5 ton/ha, urea 350 kg/ha, SP-36 125 kg/ha, dan KCl 100 kg/ha. Hasil dianalisis dengan uji F taraf 95% dan uji lanjut Duncan Multiple Range Test 5% (DMRT).Hasil menunjukkan dengan penerapan konsep Sekolah Lapang Iklim (SLI) mampu meningkatkan tinggi tanaman dan berat tongkol jagung P35 di lahan tadah hujan desa Wonosari, Gondangrejo, Karanganyar pada masa tanam ketiga. Tinggi tanaman dan berat tongkol tertinggi dicapai pada perlakuan SLI yaitu berturut-turut sebesar 197,3 cm dan 160,58 gram. Formulasi pupuk dalam konsep SLI memberikan perbedaan terhadaptinggi tanaman dan berat kering brangkasan yaitu pada tinggi tanaman sebesar 197,3 cm dan berat brangkasan tertinggi sebesar 107,60 gram pada perlakuan 100% pupuk anorganik.