×
Abstrak
Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi (1) bagaimana keutuhan wacana tulis mengenai penggambaran perempuan di Afghanistan yang meliputi kohesi dan koherensi dan (2) bagaiman citra perempuan menurut Agustinus Wibowo yang dituangkan pada buku Selimut Debu ? Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan keutuhan wacana tulis mengenai penggambaran perempuan di Afghanistan yang meliputi kohesi dan koherensi dan (2) mendeskripsikan citra perempuan menurut Agustinus Wibowo yang dituangkan pada buku Selimut Debu ? Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Data penelitian ini adalah data kebahasaan berupa kata, frasa, klausa, kalimat, dan paragraf yang mengandung penggambaran perempuan pada buku Selimut Debu karya Agustinus Wibowo. Sumber data penelitian ini adalah buku Selimut Debu karya Agustinus Wibowo cetakan kelima yang terbit pada Oktober 2017. Metode penyediaan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik pustaka dan catat. Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode agih dan padan. Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode informal. Dari analisis data dapat ditarik simpulan bahwa kepaduan bentuk atau kohesi mengenai perempuan yang dapat digunakan dalam analisis wacana buku Selimut Debu, yaitu kohesi gramatikal dan leksikal. Penanda aspek gramatikal dapat ditentukan antara lain: referensi yang meliputi referensi persona, referensi demonstratif, referensi komparatif, subtitusi, dan elipsis. Penanda aspek kohesi leksikal dapat ditentukan antara lain: repetisi, sinonim, dan ekuivalensi. Kepaduan makna atau koherensi mengenai perempuan yang dapat digunakan dalam analisis wacana buku Selimut Debu, yaitu hubungan pengulangan dan hubungan pembandingan. Hubungan pembandingan meliputi antara lain: hubungan pembandingan biasa, hubungan ibarat, hubungan waktu, hubungan tempat, hubungan sebab akibat, hubungan alasan sebab, hubungan pertentangan, hubungan cara, hubungan generik-spesifik, dan hubungan lebih. Penggambaran perempuan walau disajikan secara terpisah-pisah antarparagraf bahkan antarbab tersebut saling terkait lewat kepaduan bentuk dan makna. Selain itu, citra perempuan menurut Agustinus Wibowo merupakan perempuan harus mandiri, kuat, berhak memperoleh keadilan untuk bekerja, berhak memperoleh keadilan untuk menuntut ilmu, dan berhak memperoleh kebebasan untuk berpakaian.