ABSTRAK

Resiliensi adalah kemampuan untuk tetap bertahan dan bergerak bangkit. Seorang wanita untuk tetap resilien dalam menghadapi situasi menderita lupus dan menjalani hubungan pernikahan jarak jauh bukanlah menjadi hal yang mudah. Oleh karena itu, perlunya proses resiliensi bagi wanita penderita lupus yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari gambaran secara mendalam mengenai faktor-faktor dalam proses resiliensi pada wanita penderita lupus yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
rancangan studi kasus. Penelitian ini menggunakan satu orang subjek. Subjek penelitian ini adalah seorang wanita usia dewasa awal yang menderita penyakit lupus dan sudah menikah namun menjalani hubungan pernikahan jarak jauh dengan suaminya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah riwayat hidup, wawancara dan observasi.
Hasil  penelitian  menggambarkan  faktor  internal  dan  faktor  protektif  yang
mendukung   proses   resiliensi   pada   subjek.   Faktor   internal   yang   sangat   kuat mendukung adalah keyakinan yang mengarahkan pada pikiran positif dan daya juang yang tinggi walaupun berhadapan dengan tantangan. Faktor protektif yang turut mendukung yaitu adanya dukungan dari ibu, suami, sahabat dan teman-teman di komunitas lupus yang memberikan perhatian dan mendampingi subjek dalam menghadapi pemasalahannya. Sehingga, subjek mampu bertahan dan bangkit lebih dari kondisi yang menekan dengan memiliki keyakinan dan keikhlasan dalam menghadapinya. Hasil keluaran yang ditunjukkan oleh subjek setelah adanya gangguan subjek berintegrasi dan berada pada tahap reintegration back to homeostasis.

Kata kunci: Proses resiliensi, lupus, hubungan pernikahan jarak jauh.