×
Perubahan ekonomi di Indonesia saat ini yang lebih fokus pada pengembangan sektor industri dan meninggalkan corak pertanian ternyata belum bisa menyelesaikan masalah perekonomian Indonesia. Menghadapi perubahan tersebut sektor pertanian dapat menjadi solusi pada masalah tersebut serta mampu menjadi leading sector salah satunya dengan mendirikan usaha agroindustri. Singkong merupakan tanaman pertanian yang jumlah produksinya semakin meningkat setiap tahun dan sering digunakan sebagai bahan baku agroindustri. Kabupaten Karanganyar memiliki beberapa jenis agroindustri pengolahan singkong dan yang paling banyak diusahakan adalah agroindustri keripik singkong. Pada proses produksinya agroindustri keripik singkong dihadapkan dengan beberapa masalah antara lain proses produksi yang membutuhkan pengeringan matahari, ketersediaan bahan baku yang kadang tidak tersedia, sampai mahalnya harga bahan yang digunakan pada produksi. Berdasarkan pemaparan tersebut perlu dilakukannya analisis usaha dan nilai tambah yang bertujuan untuk menganalisis besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi, nilai tambah serta menganalisis agroindustri berisiko atau tidak untuk di lakukan.
Metode penelitian ini adalah deskriptif analitis. Penelitian dilakukan di 31 agroindustri keripik singkong di Kabupaten Karanganyar yang masih aktif berproduksi. Data primer diperoleh dari kuesioner dan data sekunder diperoleh dari data BPS dan dinas koperasi dan UMKM Kabupaten Karanganyar serta sumber buku dan jurnal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pencatatan. Analisis data dilakukan dengan menganalisis biaya, penerimaan, keuntungan, profitabilitas, efisiensi, nilai tambah serta risiko usaha.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata biaya total agroindustri keripik singkong sebesar Rp 6.246.841,57 per bulan. Penerimaan rata-rata yang diperoleh agroindustri keripik singkong sebesar Rp 8.612.903,23 per bulan. Keuntungan rata- rata yang diperoleh agroindustri keripik singkong sebesar Rp 2.366.061,66 per bulan. Profitabilitas agroindustri keripik singkong sebesar 37,88% artinya agroindustri keripik singkong sudah menguntungkan. Efisiensi usaha agroindustri keripik singkong sebesar 1,38 artinya agroindustri keripik singkong sudah efisien. Rata-rata nilai tambah bruto pada agroindustri keripik singkong sebesar Rp 3.717.741,94 dan rata-rata nilai tambah netto sebesar Rp 3.665.283,27. Nilai tambah per bahan baku pada agroindustri keripik singkong sebesar Rp 2.690,87 per kg. Agroindustri keripik singkong memiliki risiko usaha ditunjukan dengan nilai koefisien variasi (CV) lebih dari 0,5 yaitu sebesar 1,20 serta batas bawah keuntungan (L) kurang dari 0 yaitu sebesar minus Rp 3.325.883,68.