PT. Misaja Mitra merupakan salah satu perusahan di kawasan Pati yang mengolah  udang  segar  menjadi  olahan  udang  dengan  bentuk  tanpa  kepala (Headless-HL), ekor yang dikupas (Peeled Tail-on-PTO), ekor yang dikupas dan disisakan (Peel Deveined Tail-on (PDTO), udang dikupas, kepala dan kulit serta isi perut dibuang (Peeled and Deveined (PND), udang dikupas, kepala dan kulit dibuang, tetapi isi perut tetap Peeled Undeveined (PUD) untuk meningkatkan nilai tambah produk (value added product). Seluruh produk olahan udang yang di ekspor dalam  keadaan  beku,  karena  hampir  53%  semua  olahan  perikanan  diawetkan dengan  cara dibekukan.  PT.  Misaja Mitra berdiri pada tahun  1984.  Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah tingginya biaya persediaan yang ditanggung PT. Misaja Mitra. Hal ini dikarenakan perusahaan belum melakukan perhitungan secara khusus mengenai jumlah pembelian, titik pemesanan kembali, dan jumlah stok pengaman.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: Jumlah pembelian optimal; total biaya persediaan optimal; jumlah persediaan pengaman (safety stock); titik pemesanan kembali (reorder point) bahan baku udang Black Tiger di PT. Misaja  Mitra  periode  produksi  2015-2017.  Metode  penelitian  yang  digunakan adalah dekriptif analitis dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja. Metode analisis data yang digunakan adalah metode EOQ; total biaya persediaan; safety stock; reorder point. Penggunaan metode EOQ dapat menentukan kuantitas dan frekuensi pemesanan bahan baku udang Black Tiger yang optimal sehingga biaya persediaan bahan baku dapat lebih efisien. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ pengendalian bahan baku udang Black Tiger di PT. Misaja Mitra periode 2015-2017 lebih efisien dari segi biaya persediaan dengan indikator: jumlah pembelian optimal bahan baku udang Black Tiger secara berurutan adalah , 4.396 kg, 2.682 kg dan 6.392 kg dengan frekuensi pembelian tiap bulan sebesar 6 kali, 7 kali, dan 7 kali. Sehingga diperoleh selisih total biaya persediaan optimal bahan baku udang Black   Tiger   dalam   satuan   rupiah   dan   persentase   secara   berurutan   adalah 198.385.106 (26%); Rp 162.905.988 (28%); Rp 246.383.406 (25%). Safety stock optimal sebesar 14.912 kg, 21.855 kg, dan 23.883. Selisih reorder point bahan baku optimal sebesar 16.371 kg; 22.725 kg; 26.321 kg
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perhitungan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan metode yang optimal dan efisien yang dapat diterapkan oleh PT. Misaja Mitra. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis  memberikan  saran  kepada     PT.  Misaja  Mitra  untuk:  (1)  mengelola persediaan bahan baku menggunakan perhitungan metode EOQ karena lebih efisien dengan   melihat   dari   jumlah   kuantitas   pembelian   yang   optimal   sehingga pengeluaran biaya persediaan dapat minimumkan agar tidak adanya bahan baku ix yang  menganggur  dan  terhindar  dari  pemborosan  biaya;  (2)  penggunaan  cold storage  lebih  dioptimumkan  dengan  cara  menggabungkan  lokasi  bahan  baku dengan produk jadi (namun tetap diberi sekat) tujuannya agar biaya penyimpanan per unitnya dapat diperkecil; (3) menentukan jumlah persediaan pengaman dengan mempertimbangkan kepuasan pelanggan, sehingga meminimalisir terjadinya stocks out maupun bahan baku yang berlebihan digudang (beresiko membusuk); dan (4) menetapkan pemesanan kembali dengan pertimbangan adanya waktu tunggu, sehingga apabila ada keterlambatan datangnya bahan baku kegiatan produksi tidak terhambat, karena jumlah stok bahan baku digudang tetap tersedia.