ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh risk aversionterhadap kesediaan untuk membayar (Willingness to pay) petani untuk melakukan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim, dan megidentifikasi hubungan antara perubahan iklim dan pertumbuhan sektor pertanian di SubDAS Bengawan Solo wilayah hulu.
Data yang digunakan adalah data primer yang dilakukan dengan wawancara kepada 104 responden, yaitu petani di Kabupaten Sragen Desa Sribit. Teknik pengambilan sampel dengan metode non probability sampling secara purposive. Analisis data menggunakan contigent valuation methods(CVM) dan analisis regresi log linier berganda. Sementara data sekunder di dapatkan berdasarkan pengumpulan data online termasuk dari BPS, World Bank, dan Germanwatchuntukmengindentifikasi dampak perubahan iklim terhadap sektor pertanian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risk aversion tidak berpengaruh terhadap kesediaan untuk membayar (WTP) petani untuk melakukan mitigasi. Variabel luas lahan, pendidikan, biaya input mempunyai pengaruh signifikan secara statistik pada derajat kepercayaan 5%, sedangkan variabel pengalaman mempunyai pengaruh signifikan secara statistik pada derajat kepercayaan 10%. Sementara hasil penelitian di Subdas Bengawan Solo wilayah hulu yaitu di Klaten, Sragen, Karanganyar, Sukoharjo, dan Surakarta mengenai hubungan produksi petani antara skor perubahan iklim dan emisi CO2 per kapita adalah berkorelasi negatif.

Kata kunci: Dampak perubahan iklim, risk Aversion, WTP, sektor pertanian.