<xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-ID X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-bidi-font-family:"Times New Roman";} </style> <![endif]-->" />
Penulis Utama | : | Anggara Azmi Wicaksono |
NIM / NIP | : | I8215006 |
Abstrak
Simpang Tiga Tak Bersinyal Jalan Ir. Juanda – Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Purwodiningrat, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah merupakan kawasan komersial sehingga memiliki lalu lintas yang komplit dan tingkat pertumbuhan lalu lintas yang cepat. Hal ini dipengaruhi dengan kurangnya fasilitas yang memadai seperti tidak adanya lampu syarat lalu lintas. Masalah lainnya adalah adanya warung yang menempati bahu jalan yang menyebabkan keluar masuk kendaraan pembeli sangat banyak yang tentunya akan mengurangi kapasitas jalur tersebut. Masalah ini sangat terasa terutama pada jam-jam sibuk sehingga perlu dianalisis untuk kemudian dicari pemecahannya. Untuk meningkatkan kinerja Simpang Tiga Tak Bersinyal Jalan Ir. Juanda – Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Purwodiningrat, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, Provinsi Jawa maka diperlukan analisis simpang yang meliputi kapasitas simpang, tingkat derajat kejenuhan (DS), tundaan simpang, panjang antrian. Sehingga dapat memberikan usulan desain ulang yang optimal untuk simpang tersebut dan mampu merencanakan Rencana Anggaran Biaya dan pembuatan kurva S dalam pekerjaan simpang.
Cara penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan survei di lapangan untuk mendapatkan data primer di lapangan dan mengumpulkan data sekunder dari beberapa instansi yang kemudian dihitung dengan acuan MKJI 1997. Data dihitung untuk menentukan penanganganan yang paling optimal untuk simpang tiga tak bersinyal yang kemudin dilanjutkan dengan perhitungan RAB dan Time Schedule.
Dari hasil perhitungan kinerja simpang tersebut pada kondisi eksisting memiliki DS = 1,05 (jam puncak pagi), DS = 0,92 (jam puncak siang), dan DS = 1,04 (jam puncak sore); Kapasitas simpang = 2621,20 smp/jam dan Tundaan = 21,76 det/smp. Dari hasil perhitungan pada kondisi eksisting, DS yang paling besar adalah pada saat jam puncak pagi, maka perbaikan yang dilakukan menggunakan data arus pada jam puncak pagi. Perbaikan yang dilakukan yaitu dengan pemasangan Traffic Light dengan sinyal 3 fase dengan waktu siklus 53 detik. Kinerja simpang setelah didesain ulang, menghasilkan DS pendekat Timur, Barat, dan Selatan yaitu 0,77; Panjang antrian = 65,2 m dan Tundaan = 33,24 det/smp. Biaya untuk pemasangan traffic light sebesar Rp 330.000.000 dengan waktu pelaksanaan selama 3 minggu.
<!--[if gte mso 9]><xml>