KEBERMAKNAAN HIDUP PADA RECOVERING ADDICT YANG BEKERJA SEBAGAI KONSELOR ADIKSI DI BALAI BESAR REHABILITASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL LIDO, BOGOR
(STUDI FENOMENOLOGI)

Nabila Sofiana Abadi ( G0113073 ) Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta

ABSTRAK

Pemulihan dari adiksi narkoba bagi recovering addict merupakan proses yang tidak mudah, dengan berbagai kesulitan yang rentan memunculkan craving dan relapse, bahkan setelah abstinensia selama bertahun-tahun. Keberhasilan menghadapi kesulitan tersebut membutuhkan kekuatan yang besar untuk tetap berkomitmen pada pemulihan. Kebermaknaan hidup adalah kekuatan non-fisik sebagai hasil dari proses penghayatan terhadap sesuatu yang dianggap berharga dalam hidup, yang membuat manusia mampu untuk terus melanjutkan hidup melalui situasi apapun yang terjadi di sepanjang kehidupannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengayati proses perjuangan recovering addict yang bekerja sebagai konselor adiksi di Balai Besar Rehabilitasi BNN dalam membebaskan diri dari narkoba serta mencapai kebermaknaan hidup.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan rancangan studi fenomenologi. Subjek penelitian ini adalah tiga recovering addict, yaitu AN laki-laki berusia 37 tahun yang sudah menikah dan konselor adiksi selama 11 tahun, CC laki- laki berusia 35 tahun yang belum menikah dan konselor adiksi selama 10 tahun, serta FN wanita berusia 38 tahun yang sudah menikah dan konselor adiksi selama 6 tahun. Pengumpulan data menggunakan riwayat hidup, observasi, dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjuangan ketiga subjek dalam membebaskan diri dari narkoba telah mencapai fase akhir dari tiga tahap yaitu fase diri, fase sosial, dan fase eksistensi diri. Ketiga subjek berhasil menemukan makna yang memunculkan kekuatan non-fisik  yang besar, dan ketiganya berhasil  menghadapi segala tantangan untuk pulih dari adiksi narkoba. Berdasarkan proses pencapaian kebermaknaan hidup yang dilalui, kebermaknaan hidup bagi subjek AN adalah kesadaran akan kesempatan bagi dirinya untuk kembali memiliki kehidupan dan keluarga yang tidak akan disia-siakan, bagi subjek CC adalah kekuatan syukur dalam memandang kehidupan sampai menghapus rasa marah terhadap situasi yang dibawa dari kecil, serta bagi subjek FN adalah keinginan untuk hidup demi mendampingi dan membahagiakan keluarga setelah didagnosis dengan penyakit HIV/AIDS.

Kata kunci: Kebermaknaan hidup, konselor adiksi, recovering addict.