×
ABSTRAK
Peningkatan produktivitas dan efisiensi sektor pertanian di Kabupaten Karanganyar dapat dilakukan apabila pemerintah daerah mengetahui potensi daerahnya. Wilayah yang potensial dalam mengembangkankomoditas hortikultura dari kelompok buah - buahan yaitu buah pisang (Musa paradisiaca) berada di Kecamatan Jenawi. Salah satu upaya untuk meningkatkan yang dilakukan pemerintah ialah mencanangkan program pengembangan sentra pisang melalui MoU dengan universitas sebelas maret. Pemberdayaan yang dilakukan mulai dari batuan bibit pisang hingga pelatihan proses pasca panen pisang. Hal ini dilakukan pemerintah bagi petani untuk mengembangkan sentra pisang dan kesejahteraan petani pisang. Keberhasilan program pengembangan sentra pisangdapat dinilai dari perspesi petani terhadap program melalui perspektif behaviourisme, kognitif dan humanisme (fenomenologis). Penelitian ini bertujuan untuk memahami persepsi petani terhadap program Kecamatan Jenawi sebagai sentra pisang, memahami need accessment petani di Kecamatan Jenawi dalam pengembangan sentra pisang dan merumuskan pemberdayaan berdasarkan need accessment dalam pengembangan sentra pisang di Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini menggunakan metode dasar kualitatif dengan metode analisis data induktif interaktif data. Lokasi penelitian di Kecamatan Jenawi dipilih karena merupakan sentra pisang yang ada di Kabupaten Karanganyar dilandasi dengan adanya MoU. Program pengembangan sudah berjalan sejak tahun 2014 sampai sekarang, akan tetapi persepsi petani tehadap keberjalanan program tersebut belum diketahui secara pasti. Penentuan informan dilakukan secara purposive. Jumlah informan ditentukan dengan snowball sampling techniqueyaitu 11 informan. Validitas data diperoleh menggunakan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) persepsi petani berdasarkan perspektif behaviourisme dari aspek budidaya petanai menyatakan perlu ditingkatkan, persepsi petani berdasarkan persepktif kogntif dari aspek ekonomi menyatakan belum terlalu berdampak, persepsi petani berdasarkan perspektif humanisme dari aspek kelembagaan menyatakan bermanfaat dan keberlanjutan program menyatakan bahwa petani menyatakan untuk dilanjutkan; (2) Need accessmentpetani digolongkan ke dalam kebutuhan absolute terkait perekonomian petani yang belum terlalu berdampak, kebutuhan normative terkait budidaya yang belum optimal, kebutuhan yang dirasakan petani terkait kelembagaan belum optimal, kebutuhan yang dinyatakan terkait budidaya yang belum terpenuhi dan kebutuhan normative terkait keberlanjutan program ;(3) Pemberdayaan yang sesuai berdasarkanneed assessment petani adalah (1)pengendalian hama yang tepat, (2) penguatan varietas lokal, (3) pengembangan kapasitas petani dalam kelembagaan, (4) bargaining positiondan (5) inisiasi usaha pasca panen dan harmonisasi antar stakeholders.