Pesatnya pertumbuhan penduduk dan semakin berkurangnya lahan menjadikan struktur gedung bertingkat sebagai pilihan untuk pembangunan yang lebih praktis. Seiring dengan resiko terjadinya gempa yang tinggi di wilayah Indonesia, maka diperlukan analisis kinerja seismik struktur gedung. Salah satu metode untuk menganalisis kinerja seismik struktur gedung adalah analisis pushover yaitu dengan memberikan pola beban lateral yang ditingkatkan secara bertahap sampai target perpindahan tercapai.
Struktur yang ditinjau pada penelitian ini yaitu struktur non eksisting rangka baja empat lantai dengan friction damper yang berlokasi di Surakarta. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui probabilitas terjadinya tingkat kerusakan struktur menggunakan kurva kerapuhan. Kurva kerapuhan dapat digambarkan dengan mengolah kurva kapasitas yang didapatkan dari analisis pushover. Kurva kapasitas dikonversi dalam format ADRS (Acceleration Displacement Response Spectrum) menjadi spektrum kapasitas. Batas kerusakan yang digunakan pada penelitian ini
berdasarkan ATC-40 untuk mengklasifikasikan tingkat kerusakan bangunan menjadi tiga kondisi kerusakan yaitu Immediate Occupancy (IO), Life Safety (LS), dan Structural Stability (SS).
Hasil analisis dari kurva kerapuhan struktur rangka baja arah panjang (H1) memiliki probabilitas kerusakan lebih besar daripada struktur rangka baja arah pendek (H2). Dilihat dari kurva kerapuhan, pada percepatan spektral tanah  di daerah Surakarta yaitu sekitar 0,364 g probabilitas kerusakan IO sebesar 23,55%, LS sebesar 2,52% dan SS sebesar 1,07%, sehingga dapat dikatakan masih ada kemungkinan terjadi kerusakan IO akibat gempa meskipun masih pada percepatan tanah kecil.
Probabilitas kerusakan struktur gedung mendekati angka 100% ketika Sa = 2 g pada
kerusakan IO, sedangkan pada kerusakan LS dan SS saat Sa = 2 g probabilitas
kerusakan belum mendekati 100%.