ABSTRAK

Latar  Belakang:  Bayi  berat  lahir  rendah  masih  menjadi  penyebab  utama kematian dan kesakitan pada bayi, masalah tersebut menjadi fokus penting dalam kesehatan pada ibu hamil di seluruh dunia terutama di negara-negara berkembang. Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan rancangan kasus kontrol. Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Kota Madiun,  Madiun,  Jawa  Timur  dari  bulan  Januari  sampai  Desember  2017. Sebanyak 200 subyek penelitian diambil menggunakan fixed disease sampling, terdiri dari 50 bayi dengan bayi berat lahir rendah dan 150 bayi kontrol dengan bayi  berat  lahir  normal.  Variabel  dependen  adalah  bayi  berat  lahir  rendah. Variabel independennya adalah umur ibu, pendidikan ibu, paritas, status gizi ibu hamil,  pekerjaan  ibu,  pendapatan keluarga,  anemia  pada kehamilan dan  jarak kehamilan. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan rekam medis. Data dianalisis menggunakan analisis jalur.
Hasil: bahwa risiko bayi berat lahir rendah dipengaruhi langsung oleh status gizi ibu hamil dengan LILA =23,5 cm (OR: -1.49; CI (95%) -2.32 sampai -0.65; pendidikan ibu =SMA (OR: -1.05; CI (95%) -1.88 sampai -0.22; p=0.014), jarak kehamilan >2 tahun (OR: -1.07; CI (95%) -2.24 sampai 0.20; p=0.076), anemia pada kehamilan <11g p=0.009),>1 atau >3 (OR: 1.17; CI (95%) 0.28 sampai 2.07; p=0.010), umur ibu <20>>35 tahun (OR: 1.41; CI (95%) 0.24 sampai 2.57; p=0.018).Risiko bayi berat lahir rendah dipengaruhi tidak langsung oleh pendapatan keluarga dan pekerjaan ibu. Kesimpulan:  Pengaruh  status  gizi  pada  kehamilan,  anemia  pada  kehamilan, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, jarak kehamilan, umur ibu dan paritas berpengaruh positif terhadap bayi berat lahir rendah.

Kata  kunci:  Bayi  berat  lahir  rendah,  faktor  biologis,  faktor  sosial,  faktor ekonomi, status gizi.