ABSTRAK

Transportasi udara telah menjadi salah satu moda transportasi penting untuk perjalanan dengan jarak menengah dan jauh karena memiliki keunggulan teknologi dan kecepatan yang lebih dibandingkan transportasi lain. Permintaan dari calon penumpang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya mobilitas manusia. Karena permintaan yang tinggi tersebut menyebabkan kepadatan bandara baik di sisi udara maupun di sisi darat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan pelayanan check-in konvensional dengan layanan mandiri self check-in dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh adanya layanan mandiri self check-in terhadap aktivitas bandara.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menjelaskan data yang diperoleh dari  observasi pada praktik kerja lapangan  yang dilakukan di Bandara Halim Perdana Kusuma pada 01 Februari-30 April 2018, dengan teknik pengumpulan data dengan melakukan metode observasi, studi dokumen, wawancara .
Hasil dari penelitian ini adalah menjelaskan mengenai Perbedaan check-in konvensional dan layanan mandiri self check-in. check-in konvensional adalah pelayanan yang dilakukan oleh sumber daya manusia dan di kelola oleh masing-masing maskapai penerbangan, layanan mandiri self check-in adalah sebuah mesin yang bisa digunakan untuk melakukan proses check-in oleh penumpang sendiri yang disediakan oleh PT Angkasa Pura II dan di kelola oleh APS ( Angkasa Pura Support ). Ada kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam penggunaan check-in konvensional maupun penggunaan layanan mandiri self check-in. Dengan adanya layanan mandiri self check-in berpengaruh terhadap aktivitas bandara , maskapai penerbangan dan penumpang .   
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan layanan mandiri self check-in belum maksimal karena dipengaruhi beberapa faktor dan kendala. Namun telah berpengaruh pada aktivitas bandara seperti mengurangi kepadatan dan antrian di area check-in counter.

Kata kunci : Check-in, check-in konvensional, kios layanan mandiri self check-in